Varian Mu yang Kebal Vaksin
Foto: IstimewaKabar gembira terkait Pandemi Covid-19 kembali menghampiri kita. Meski pemerintah memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Pulau Jawa-Bali hingga 13 September, namun ada beberapa sejumlah pelonggaran seperti lamanya waktu makan di tempat (dine in) di pusat perbelanjaan (mal) kini berubah menjadi 60 menit dengan kapasitas 50 persen. Tentu dengan tetap menjaga protokol kesehatan secara ketat.
Alasan pemerintah menurunkan level PPKM di beberapa daerah di Pulau Jawa-Bali tentu saja karena turunnya jumlah kasus baru. Pada Senin (6/9) kasus baru hanya bertambah 4.413 orang sehingga total kasus Covid-19 di Indonesia berjumlah 4.133.433 orang. Penambahan kasus baru ini jauh di bawah saat masa puncak yang menembus 60.000 kasus per hari.
Turunnya jumlah kasus harian ini merupakan keberhasilan kita bersama. Keberhasilan pemerintah dalam membuat peraturan dan keberhasilan masyarakat menaati protokol kesehatan. Keberhasilan ini membuat seorang politisi Malaysia terheran-heran dan mempertanyakan ke pemerintahnya kenapa Indonesia bisa cepat meredam penyebaran pandemi Covid-19 lebih cepat dibanding Malaysia padahal Indonesia mempunyai luas wilayah dan jumlah penduduk jauh lebih besar dibanding Malaysia.
Sayang sekali jika keberhasilan ini hanya bertahan sebentar karena kita lalai dan abai dalam menjaga protokol kesehatan karena merasa sudah menang. Misalnya dengan ramai-ramai mengunjungi tempat wisata seolah-olah balas dendam karena beberapa minggu tidak bisa mengunjungi tempat wisata seperti yang terjadi di Puncak, Bogor, Pantai Pangandaran, Kota Bandung, dan Prigen di Pasuruan, Jawa Timur.
Belum, kita belu menang. Perang melawan virus corona masih panjang. Baru saja kita selesai mengatasi varian Delta yang penyebarannya sangat cepat, kini muncul lagi varian baru, varia Mu yang sudah resmi masuk dalam variant of interest WHO.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), varian Mu (B.1.621) bisa lebih resisten atau lebih kebal terhadap vaksin. Varian Mu pertama kali diidentifikasi di Kolombia pada Januari 2021 dan menyebabkan negara yang beribukota di Bogota itu, hampir menyerah mengatasinya. Kini kasus varian Mu sudah mulai tercatat di negara Amerika Selatan lainnya seperti Ekuador dan juga benua Eropa.
Penelitian dari Public Health England melaporkan, dari 32 kasus varian Mu yang ditemukan di Inggris, sebagian besar ditemukan pada orang-orang berusia 20 tahunan. Bahkan beberapa dari orang-orang yang dites positif Covid varian Mu, telah menerima satu atau dua kali dosis vaksin Covid-19.
Dengan kembali munculnya varian Mu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan tidak ingin ada gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia. Memang apa yang dikhawatirkan Luhut ini bisa saja terjadi jika kita tidak kompak untuk disiplin dan saling mengingatkan. Karena virus Corona tidak mengenal usia, bisa menular ke siapa saja tanpa pandang usia. Jika dulu banyak orang tua yang terpapar, kini varian Mu lebih banyak menyerang anak muda.
Redaktur: Aloysius Widiyatmaka
Penulis: M. Selamet Susanto
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 2 Kemendagri Minta Pemkab Bangka dan Pemkot Pangkalpinang Siapkan Anggaran Pilkada Ulang Lewat APBD
- 3 Gara-gara Perkawinan Sedarah, Monyet Salju Jepang di Australia akan Dimusnahkan
- 4 Natal Membangun Persaudaraan
- 5 Gelar Graduation Development Program Singapore 2024, MTM Fasilitasi Masa Depan Lebih Baik untuk Pekerja Migran
Berita Terkini
- Antisipasi Kemacetan, Korlantas Polri Gelar Tactical Floor Game Siapkan Operasi Lilin 2024
- Ini Awal Mula Minuman Beralkohol, Jejak Bir Beras Berusia 10.000 Tahun Ditemukan di China Timur
- Mai Hang Food Festival Jadi Ajang Promosi Kuliner Lokal Labuan Bajo
- Aksi KKB Makin Brutal, Lakukan Penyerangan yang Membuat Dua Anggota Polri Gugur
- Sisi Gelap AI: Unggahan Terakhir Pembuat ChatGPT yang Mati Mendadak Menjadi Viral