Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi, Bambang Brodjonegoro, tentang Varian Baru Virus Korona

Varian Baru Virus Covid-19 Sulit Dideteksi dengan Alat "Swab Test PCR"

Foto : Foto: Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Indonesia mesti mewaspadai adanya mutasi varian baru virus Covid-19 itu. Apalagi di negara tetangga, seperti Singapura, sudah mengumumkan adanya kasus positif varian baru Covid-19 itu.

Untuk mengupas varian baru virus Covid-19 dari Inggris itu, Koran Jakarta mewawancarai Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi, Bambang Brodjonegoro. Berikut petikan wawancaranya.

Bisa Anda jelaskan terkait temuan varian baru virus Covid-19 yang mutasi di Inggris ini?

Per 13 Desember, sudah ada 1.100 kasus varian baru yang terdeteksi di Inggris. Kecepatan Inggris menemukan varian baru ini karena Inggris memiliki monitoring dan surveillance genomic molecular terbaik di dunia.

Temuan Covid-19 varian baru di Inggris sendiri berawal sekitar akhir September 2020. Inggris bagian tenggara menjadi wilayah pertama dengan kasus varian baru ini.

Apa yang membedakan virus Covid-19 varian baru di Inggris itu dengan virus sebelumnya?

Dari pemeriksaan sampel di Inggris, 50 persennya mengandung varian ini. Jadi sangat masif di Inggris. Jadi yang dapat kita lihat di Inggris, penularannya lebih cepat.

Kita ingat, beberapa saat lalu ada varian D614G, yang waktu itu dari lapangan tidak ada bukti penyebaran yang lebih cepat, demikian juga keparahan kematian. Nah, bedanya yang sekarang ini (varian Inggris) dilihat dari data penyebarannya lebih cepat.

Apakah tes polymerase chain reaction (PCR) bisa mendeteksi varian baru ini?

Varian virus Covid-19 ini lebih sulit untuk dideteksi dengan alat swab test PCR. Pasalnya, alat PCR hanya melihat gen Spike (Gen S). Nah, kalau dia mesin PCR diagnostiknya menargetkan gen S, maka ada gangguan akurasi dengan adanya varian ini.

Organisasi Kesehatan Dunia atau (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi terhadap temuan varian baru Covid-19 ini, di antaranya memberikan perhatian terhadap penggunaan mesin PCR yang mendeteksi gen S.

Bagaimana upaya pemerintah Indonesia mengantisipasi virus varian baru ini?

Surveilans harus lebih ketat. Saya sudah meminta Lembaga Biologi Molekuler Eijkman melakukan berbagai upaya untuk mendeteksi varian baru Covid-19.

Perlu ada perhatian bersama kepada alat PCR saat ini. Studi epidemiologi dan virologi harus terus dikembangkan untuk mengenali virus tersebut secara efektif.

Paling penting harus adanya berbagi data antarnegara, maupun antar-institusi genom sequencing di Indonesia. Tim peneliti sudah melakukan pemetaan sebanyak 1.000 sampel klinis dari berbagai daerah.

Harapannya kita bisa memahami pola penyebaran virus dan melihat kemungkinan varian virus ini apakah sudah ada di Indonesia.

Apakah virus Covid-19 ini sudah ada di Indonesia?

Sampai saat ini, virus Covid-19 varian Inggris belum ditemukan di Indonesia. Tak bakal ada satu pun pihak yang menyembunyikan data terkait varian baru Covid-19 ini. Tidak boleh ada yang disembunyikan data-data ini. Data ini penting sekali.

Apakah virus Covid-19 varian baru ini lebih berbahaya?

Varian ini belum terbukti memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi atau membuat rasa sakitnya lebih berat. Selain itu, belum terbukti pula varian baru ini lebih kuat memicu kematian.

Tapi, kalau kita bicara penyebaran, berarti kita bicara kepada yang komorbid, orang tua yang berpotensi. Kita tetap intinya harus berhati-hati.

n muhamad ma'rup/P-4


Redaktur : Khairil Huda

Komentar

Komentar
()

Top