Varian Baru Korona Menyebar di 13 Negara
Resisten
Simon Clarke, seorang profesor mikrobiologi seluler Universitas Reading, mengatakan, mutasi E484K membuat varian Afrika Selatan resisten terhadap beberapa vaksin. Ia khawatir varian baru tersebut mungkin juga agak resisten terhadap antibodi.
"Kami belum tahu seberapa baik varian baru ini akan menyebar. Tetapi jika berhasil dapat diasumsikan bahwa kekebalan dari vaksin atau infeksi sebelumnya akan berkurang," kata Clarke kepada The Guardian. Sementara itu, seorang profesor mikrobiologi klinis University of Cambridge, Ravi Gupta, setuju dengan pengujian gelombang untuk varian baru. Mutasi E484K memiliki kemungkinan perubahan lain yang bisa jadi lebih kebal dan menjadi lebih kebal.
Seorang pemimpin kelompok di Francis Crick Institute, Prof Jonathan Stoye, menuturkan, variannya jelas menyebar. Pengujian lonjakan menghadapi masalah, termasuk pada mereka yang paling berisiko menyebarkan Covid-19, namun tidak memiliki kemampuan melakukan tes.
Stoye melihat, biasanya setiap varian baru mengandung beberapa mutasi yang sudah dikenal. "Begitu Anda mulai memberikan tekanan seleksi pada virus ini, Anda mulai memilih secara khusus hal-hal yang memberinya kemampuan untuk melepaskan diri dari respons kekebalan. Saya pikir itulah yang terlihat di sini," katanya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya