Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Penanganan Wabah I Wujudkan Kemandirian Obat dan Vaksin melalui Riset

Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Perlu Skala Prioritas

Foto : BPMI SETPRES

PENANGANAN COVID-19 DI INDONESIA DIAPRESIASI I Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menerima delegasi dari Dewan Bisnis AS-Asean, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/8). Dalam pertemuan tersebut, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia yang turut mendampingi Presiden mengatakan para delegasi mengapresiasi kepemimpinan Presiden Jokowi dalam menangani kasus pandemi Covid-19 di Tanah Air.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, menilai vaksinasi Covid-19 untuk anak usia di bawah enam tahun perlu skala prioritas. Langkah tersebut bisa diambil pemerintah jika ketersediaan vaksinnya terbatas.

"Kalau terbatas, lakukan prioritas. Hal tersebut sesuai dengan prinsip kesehatan masyarakat atau public health. Adapun skala prioritas adalah anak yang memiliki risiko tinggi seperti disabilitas dan komorbid," kata Dicky kepada Koran Jakarta, Rabu (24/8).

Dicky menerangkan kalau bicara anak ini, sekali lagi kalau jumlah vaksinnya terbatas maka prinsip public health harus dipakai. Itu yang paling berisiko tinggi juga di anak, seperti immunocompromised yang parah, disabilitas, memiliki masalah kesehatan kompleks atau komorbid berisiko tinggi untuk mengalami keparahan Covid-19.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran kementerian terkait untuk menjajaki vaksinasi Covid-19 bagi anak usia di bawah enam tahun guna menjaga dan meningkatkan kadar imunitas masyarakat Indonesia. Sudah ada vaksinnya di dunia yang disetujui, vaksinasi pediatric namanya dan sedang dijajaki.

Lebih lanjut, Dicky menerangkan vaksin pediatric sangat efektif untuk mencegah Covid-19 pada anak. Sedikitnya ada dua produsen vaksin yang memproduksi vaksin pediatric yaitu Pfizer dan Moderna.

Dia mengungkapkan vaksin pediatric Pfizer memiliki efikasi cukup tinggi yaitu 73 persen, sedangkan Moderna berada di bawahnya dengan kisaran efikasi 50 persenan. Intinya, vaksin tetep efektif pada anak.

Kemandirian Vaksin

Dicky menyebut Indonesia perlu mendorong kemandirian obat dan vaksin melalui riset dalam negeri. Dengan adanya BUMN di bidang tersebut serta konsorsium vaksin Merah Putih dan vaksin lainnya merupakan modal untuk pengembangan vaksin dan obat ke depannya.

"Kemandirian pengadaan, distribusi, penyediaan riset vaksin dan obat ini sangat membantu perang kita dalam melawan beragam penyakit menular. Kita punya kemampuan itu," katanya.

Untuk vaksin Covid-19, dia berharap pengembangan vaksin dalam negeri bisa menutupi kekurangan vaksin yang ada saat ini. Setidaknya ada dua kriteria yang bisa diisi yaitu durasi proteksi imun dan efikasi.

"Kalau ada itu, dunia akan meminta ke Indonesia dan saya yakin Indonesia punya kemampuan itu. Walau tidak bisa dalam waktu singkat, tinggal disinergikan resources-nya untuk mengisi kelemahan tadi," tandasnya.

Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan hingga Rabu (24/8), laju suntikan dosis ketiga atau vaksin penguat pertama sudah diberikan pada 25,44 persen dari total warga yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 yakni sebanyak 234.666.020 orang.

Siaran pers Satgas Covid-19 yang diterima di Jakarta, Rabu, menunjukkan jumlah penduduk yang telah mendapat suntikan tiga dosis vaksin Covid-19 tersebut bertambah 59.308 orang menjadi 59.717.885 orang.

Sementara itu, penduduk yang mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19 bertambah 23.628 orang menjadi 170.751.095 orang atau setara 72,76 persen dari total sasaran. Sedangkan penerima dosis pertama bertambah 14.665 orang sehingga mencapai 203.161.073 orang atau setara 86,57 persen dari total sasaran.

Sementara untuk penerima dosis keempat atau vaksin penguat kedua bertambah 548 orang sehingga menjadi 279.574 orang.

Pada Rabu, Satgas mencatat ada penambahan 5.428 kasus Covid-19 di Indonesia, 5.550 pasien sembuh serta 18 pasien meninggal akibat Covid-19. Secara nasional, jumlah kasus aktif turun 140 kasus menjadi 48.363 kasus aktif.

Kementerian Kesehatan sedang memperdalam kajian pemberian vaksin Covid-19 kepada kelompok rentan yang belum bisa mengikuti vaksinasi. Kajian yang dilakukan termasuk bagi lansia dan penderita komorbid.

Rencananya pemberian vaksinasi pada kelompok dengan antibodi rendah itu akan dimulai pada akhir tahun 2022. Di samping pemerintah menggencarkan dosis vaksin Covid-19 lanjutan bagi kelompok lansia dan komorbid sesuai dengan nama dan tempat tinggalnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top