Vaksin Merah Putih Terkendala Uji Klinis Tahap Tiga

JAKARTA - Pengembangan vaksin Merah Putih (VMP) untuk penanganan Covid-19 terus dilakukan. Akan tetapi, pengembangannya diprediksi mengalami sejumlah kendala seperti sulit mendapat subjek untuk uji klinik tahap ketiga. Sebab masyarakat banyak yang sudah mendapat vaksinasi.

Demikian disampaikan Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio, dalam diskusi Kemajuan Riset Vaksin Merah Putih: Tantangan dan Peluangnya Terkini, di Jakarta, Senin (28/3).

"Tantangan ke depan sulit menemukan warga yang belum divaksin untuk dijadikan relawan uji klinik tahap tiga. Sebab uji klinik syaratnya belum pernah divaksin," ujar Amin. Dia mengatakan, dengan target pemerintah vaksinasi sebanyak 2 juta dosis per hari, maka sampai akhir tahun jumlah masyarakat yang sudah tervaksinasi semakin banyak.

Amin menjelaskan, tim pengembang VMP sempat mengidentifikasi opsi pelibatan penduduk berusia di bawah 18 tahun sebagai subjek uji klinik. Tapi, saat ini pemerintah sudah membolehkan vaksinasi penduduk berusia di atas 12 tahun. "Di satu sisi kita mengharapkan herd immunity bisa tercapai secepat mungkin. Di sisi lain ada tantangan seperti ini," jelasnya.

Sebagai informasi, dua calon VMP paling depan pengembangannya adalah dari Universitas Airlangga (Unair) dan LBM Eijkman. Untuk vaksin yang dikembangkan Unair diperkirakan masuk uji praklinis pada Maret 2022. Sedangkan untuk vaksin Eijkman diperkirakan uji praklinis September 2022.
Halaman Selanjutnya....