Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Penanganan Wabah I Tingkatkan Kesadaran Warga Akan Pentingnya Prokes

Vaksin "Booster" Cegah Infeksi Covid-19 Parah

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mendorong pemerintah untuk terus mengejar target capaian vaksinasi booster untuk mencegah keparahan, bahkan kematian akibat Covid-19.

"Vaksin dosis ketiga itu penting meskipun kita tahu BA.5, BA.4, BA.2.75 lebih resisten menurunkan efikasi antibodi. Tapi itu menurun dalam artian kemampuan memproteksi diri terinfeksi. Namun, dalam efektivitas mencegah keparahan dan kematian itu tetap tinggi," kata Dicky yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (19/7).

Dicky mengatakan banyak masyarakat belum mendapatkan vaksin dosis lengkap. Padahal, efektivitas booster mencegah dampak parah akibat Covid-19 sudah terbukti di berbagai negara. Seperti dikutip dari Antara, dilansir dari data Satgas Penanganan Covid-19 hingga Senin (18/7) baru 53.126.957 orang yang sudah divaksin booster dari total target 208.265.720 di Indonesia.

"Meski capaian dosis satu dan dua cukup besar, tapi itu tidak cukup untuk mencegah BA.5. Untuk itulah vaksin booster ini harus kita capai, setidaknya 50 persen dari total populasi.

Tapi, di kelompok rentan seharusnya di atas 70 persen," ujarnya. Menurut Dicky, sentra vaksinasi harus lebih banyak di area publik untuk meningkatkan capaian vaksinasi.

Masyarakat juga harus mendapatkan edukasi mengenai risiko, manfaat, bahkan kontra indikasi dari vaksin. Dicky mengatakan selama ini komunikasi pemerintah masih kurang tepat dan efektif. "Komunikasi yang disampaikan lebih sering menebar optimisme, sehingga masyarakat menganggap pandemi sudah selesai.

Saya rasa literasi pandemi masih minim. Ini harus kita bangun dengan menyampaikan apa adanya," katanya. Sementara itu, anggota Komisi IX DPR, Darul Siska, berharap selain mengampanyekan pentingnya vaksin, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan juga harus jadi perhatian semua pihak.

"Mengubah pola pikir itu penting bahwa kita masih dalam ancaman Covid-19. Kebersihan harus jadi gaya hidup," katanya.

Menjaga Kebersihan

Menurut Darul, semua kalangan dari mulai pemerintah sampai tingkat RT, tokoh masyarakat, tokoh agama, harus terlibat dalam penyampaian pesan yang menekankan pentingnya hidup sehat dan menjaga kebersihan.

"Masyarakat semakin abai, merasa Covid-19 sudah lewat karena sekolah sudah boleh, fasilitas umum sudah dibuka. Masalahnya, kalau aktivitas masyarakat tidak dibuka, ekonomi tidak bergerak," ujarnya.

Akademisi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Bambang Wispriyono, mengatakan masyarakat perlu tetap disiplin menggunakan masker untuk mencegah penularan Covid-19 di tengah kemunculan subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5.

"Penggunaan masker dan protokol kesehatan lainnya dapat menghindari risiko penularan Covid-19, mengingat saat ini terjadi peningkatan jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air," katanya.

Ketua Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat UI itu mengatakan masyarakat perlu diingatkan mengenai fungsi dari penggunaan masker.

"Masyarakat perlu terus diingatkan, masker mencegah terjadinya penularan melalui droplet dari mulut dan juga dari udara, pernapasan antara satu orang ke orang lain di sekelilingnya," katanya.

Dengan demikian, menurut dia, akan timbul kesadaran dan pemahaman masyarakat untuk disiplin menggunakan masker, baik di dalam maupun di luar ruangan, terlebih lagi jika kondisi badan sedang kurang sehat.

"Kalau merasa kondisi badan sedang kurang sehat dan sering batuk, sudah seharusnya menggunakan masker, baik di dalam atau di luar ruangan, terlebih saat banyak orang di sekelilingnya," katanya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top