Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Kudeta di Myanmar I Menlu Brunei dan Sekjen Asean Tiba di Naypyidaw Kamis Malam

Utusan Asean Temui Pemimpin Junta

Foto : AFP/MYANMAR NEWS AGENCY

Bertemu Utusan Asean l Pemimpin junta Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing (kanan) saat bertemu dengan utisan dari Asean yaitu Menlu Brunei, Erywan Yusof (ke-3 dari kiri) dan Sekjen Asean, Lim Jock Hoi. Pertemuan ini terjadi di Naypyidaw pada Jumat (4/6).

A   A   A   Pengaturan Font

YANGON - Dua utusan dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/Asean) tiba di Myanmar pada Kamis (3/6) malam untuk melakukan pembicaraan dengan pemimpin junta, Min Aung Hlaing.

Kunjungan itu terjadi setelah kudeta di Myanmar yang diwarnai dengan aksi protes dan penumpasan berdarah terhadap pengunjuk rasa oleh militer serta melumpuhkan negeri itu, memasuki bulan ke-5.

"Menteri Luar Negeri Brunei, Erywan Pehin Yusof, dan Sekretaris Jenderal Asean, Lim Jock Hoi, tiba di Ibu Kota Naypyidaw pada Kamis malam," kata seorang pejabat senior Myanmar yang enggan disebutkan namanya. "Dua utusan Asean itu akan bertemu dengan Min Aung Hlaing pada Jumat (4/6) pagi," imbuh pejabat itu.

Hingga berita ini ditulis, belum diketahui hasil dari pertemuan antara utusan Asean dengan pemimpin junta, begitu pula apakah utusan itu juga akan bertemu dengan pemimpin sipil yang digulingkan, Aung San Suu Kyi atau anggota pemerintahan tandingan yang dibentuk oleh anggota parlemen tersingkir.

Namun, junta telah mengklasifikasikan anggota pemerintah tandingan sebagai teroris, yang berarti siapa pun yang berbicara kepada mereka bisa dikenai tuduhan pelanggaran undang-undang kontraterorisme.

Pada April lalu, Min Aung Hlaing, turut menghadiri pertemuan tertutup tingkat tinggi pemimpin negara Asean. Setelah pertemuan itu, para pemimpin Asean mengumumkan disepakatinya lima poin konsensus yang menyerukan penghentian segera kekerasan dan diperbolehkannya kunjungan oleh utusan khusus Asean ke Myanmar.

Namun kemudian, Min Aung Hlaing mengatakan bahwa Myanmar belum siap untuk mengadopsi konsensus itu dan Asean hingga saat ini belum menunjuk seorang utusan khusus dan tindak kekerasan di Myanmar pun terus berlanjut di seluruh negeri.

Pendapat Analis

Asean selama ini telah memimpin upaya diplomatik untuk menyelesaikan krisis di Myanmar, tetapi blok regional memiliki pedoman untuk tak mencampuri urusan dalam negeri negara anggotanya sehingga para pengamat mempertanyakan seberapa efektif Asean bisa mempengaruhi atau bisa menyelesaikan krisis di Myanmar.

Menanggapi krisis di Myanmar, Uni Eropa dan Amerika Serikat telah meningkatkan sanksi terhadap para jenderal Myanmar. Sementara itu Asean berupaya untuk menciptakan sebuah pernyataan sikap bersama.

"Kepemimpinan untuk mencoba menemukan solusi politik bagi situasi Myanmar, berada di tangan Asean," ucap ketua urusan luar negeri UE, Josep Borrell, di Jakarta, Kamis lalu.

Sementara itu seorang analis Myanmar bernama David Mathieson menyatakan bahwa upaya diplomasi Asean telah pupus saat kunjungan utusannya ke Myanmar. "Negara-negara Barat kemungkinan akan menyuarakan dukungan untuk kunjungan ini, namun di sisi lain bisa mengirimkan sinyal yang jelas kepada Naypyidaw bahwa kudeta mereka telah berhasil," ungkap Mathieson.

Dalam pernyataannya, militer Myanmar mengatakan mereka mengambil alih kekuasaan setelah mengklaim terjadinya kecurangan dalam pemilu yang digelar pada November tahun laluan setelah mengklaim terjadinya kecurangan dalam pemilu yang digelar pada November tahun lalu dan dimenangkan secara mutlak oleh partai yang didirikan Suu Kyi, National League for Democracy.

Sementara itu konflik politik di Myanmar hingga saat ini dilaporkan telah merenggut nyawa lebih dari 800 jiwa. AFP/I-I


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top