Utang Membuat APBN Sulit Jadi Instrumen Pemulihan
"Bila ingin seimbang maka utang yang ditarik meskipun besar tapi harus tetap produktif, sehingga ada prospek untuk mengembalikannya. Sebab itu, penggunaannya harus tepat, prioritaskan untuk program yang produktif, yang mampu menggerakkan ekonomi di bawah. Jangan sekadar tumbuh dan berputar di lingkaran yang sama," kata Munawar.
Selain itu, program yang dibiayai dari belanja negara harus berdampak pada semua lapisan masyarakat.
"Kalau indeks gini masih tinggi, artinya distribusinya belum merata. Pemerintah harus memiliki indikator produktivitas untuk memastikan efektivitas penggunaan utang. Tanpa indikator yang jelas, dikhawatirkan utang tersebut justru menjadi beban masa datang," kata Munawar.
Secara terpisah, Pengamat Ekonomi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng, mengatakan pemerintah tidak perlu mengambil utang baru untuk membuat keseimbangan APBN karena hanya menambah beban keuangan negara ke depannya.
"Masih banyak cara yang bisa ditempuh sebagai alternatif sumber keuangan pemerintah tanpa harus mengutang. Pemerintah bisa menagih piutang negara, termasuk ke penerima Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang belum melunasi," kata Salamuddin.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya