
Untuk Seumur Hidup, Dokter RSCM: Implan Rumah Siput Jadi Solusi Penderita Gangguan Pendengaran Berat
Ilustrasi pasien penderita gangguan pendengaran.
Foto: antara fotoJAKARTA - Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan, Bedah Kepala Leher Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Ayu Astria Sriyana mengungkapkan penggunaan implan koklea atau rumah siput dapat dilakukan bagi pasien yang menderita gangguan pendengaran berat hingga sangat berat yang memungkinkan pasien mendengar dengan baik.
“Implan koklea ini merupakan solusi yang lebih baik untuk pasien-pasien dengan gangguan pendengaran derajat berat hingga sangat berat. Karena alat bantu ini langsung menstimulasi syaraf pendengaran,” ujar dokter Ayu dalam webinar yang dipantau dari Jakarta, Jumat (7/3).
Dirinya menjelaskan, alat bantu dengar ini ditanam atau dimasukkan ke dalam koklea atau rumah siput melalui prosedur operasi, sehingga dapat langsung merangsang syaraf pendengaran yang akan dihantarkan langsung menuju koklea tanpa media penghantar seperti udara maupun gendang telinga.
Alat ini pun mampu menghantarkan impuls suara hingga ke syaraf pendengaran hingga ke otak, sehingga dapat digunakan bagi pasien dengan gangguan pendengaran berat, sangat berat baik itu tuli, gangguan konduktif dan lainnya.
Alat bantu dengar ini terdiri dari dua bagian, yakni bagian yang ditanam di dalam koklea serta perangkat eksternal yang dipasang di luar yang berfungsi menghantarkan suara masuk ke dalam alat yang ditanam.
Dengan demikian maka lewat implan koklea ini dapat menghadirkan harapan bagi pasien gangguan pendengaran berat untuk dapat beraktivitas seperti biasa.
Meski pemasangan dilakukan dengan mengoperasi bagian telinga, dokter Ayu menambahkan bahwa operasi ini minim risiko, bahkan di RSCM menurutnya belum ada keluhan atau komplikasi terkait pemasangan implan koklea.
Terkait perawatan, ia menjelaskan untuk perangkat internal tidak membutuhkan perawatan tertentu, dan dapat digunakan seumur hidup. Adapun hal-hal yang dapat dihindari yakni benturan keras serta menghindari olahraga dengan risiko serupa.
Untuk perangkat eksternal, hal yang perlu dihindari adalah sebaiknya tidak boleh terkena air, tidak boleh teratur dan terbanting sehingga perlu disimpan dengan baik. Namun bila akan melakukan olahraga seperti surfing atau berenang, perangkat eksternal dapat dilapisi casing anti air (waterproof).
Perangkat eksternal yang merupakan alat elektronik ini, kata dia, sebagaimana perangkat elektronik lainnya seperti gawai yang dapat diupgrade sehingga mampu menghadirkan fasilitas yang lebih baik pada waktu ke waktu.
Berita Trending
- 1 Negara Paling Aktif dalam Penggunaan Energi Terbarukan
- 2 Ekonomi Biru Kian Cerah! KKP dan Kemnaker Maksimalkan Peluang Lapangan Kerja
- 3 Menpar Sebut BINA Lebaran 2025 Perkuat Wisata Belanja Indonesia
- 4 Bukan Arab Saudi, Negara Penghasil Kurma Terbesar Dunia Berasal dari Afrika
- 5 THR Untuk Ojol Harus Diapresiasi dan Diawasi
Berita Terkini
-
THR Pensiunan PNS Cair Mulai 17 Maret untuk 3,14 Juta Peserta Taspen
-
Rodrigo Duterte Diadili, Ribuan Pendukung Turun ke Jalan Menuntut Pembebasannya
-
Draper Kalahkan Rune untuk Raih Gelar ATP Masters Indian Wells
-
Indonesia Sumbang 30% Pekerja Pabrik Nike dan Adidas Global
-
Mulai Senin Ini, Tiket Bus AKAP di Terminal Pulo Gebang Naik hingga 30 Persen