Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Untuk Bisnis Taksi Udara

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pesawat berkonsep pesawat lepas landas dan pendaratan vertikal atau vertical take-off and landing aircraft (VTOL) yang dapat terbang dan mendarat secara vertikal di wilayah perkotaan memiliki peran penting dalam transportasi masa depan. Teknologi hibrida berupa kombinasi baling-baling dan sayap tetap membuatnya bisa melaju lebih cepat.
Perusahaan rintisan Airspace Experience Technologies (AET) dari Detroit, Michigan, AS menggunakan konsep yang hampir mirip dengan Ascendance Flight Technologies (AFT), asal Toulouse, Prancis, yaitu menggunakan sistem hibrida kombinasi rotor vertikal dengan sayap. Sistem ini memungkinkan pesawat tebang menjadi lebih cepat dan juga lebih hemat daya listrik.
Didirikan di Detroit, Michigan (AS) pada 2017 oleh Anita Sengupta, Jon Rimanelli, JP Yorro dan RJ King, Airspace Experience Technologies sebuah perusahaan rintisan kedirgantaraan dan bergerak dalam bisnis membuat lepas landas dan mendarat vertikal hibrida-listrik (eVTOL) untuk Urban Air Mobility (UAM) dan berbagai kegunaan lainnya.
Pesawatnya yang disebut dengan Mobi-One eVTOL menggunakan sayap miring listrik yang sedang dikembangkan dengan desain muatan modular. Pesawat ini dirancang untuk penerbangan otonom dengan opsi bantuan pilot selama penerbangan.
Kecepatan jelajahnya mencapai 149 mil per jam atau 240 kilometer per jam dengan jangkauan 64 mil. Desain modular interiornya memungkinkan lima penumpang atau kargo seberat 200 kilogram. Versi turbo-prop, jika dibuat, akan memperluas jangkauan pesawat hingga 258 mil atau 416 kilometer.
Pesawat ini memiliki enam baling-baling di sayap miringnya baik untuk melakukan lepas landas dan mendarat secara vertikal dan juga penerbangan ke depan (forward flight). Sayap miring memiliki baling-baling yang terpasang di setiap ujung di bagian depan sayap.
Ada dua baling-baling lagi, di masing-masing sayap, dipasang di dekat bagian tengah sayap, dan penyangga. Posisi baling-baling di sayap sedikit masuk ke dalam sayap dan baling-baling ini ditumpuk secara vertikal di bawah dan di atas sayap. Bagian belakang badan pesawat memiliki lubang terbuka dan baling-baling VTOL terpasang di bagian dalam sisi port badan pesawat.
Pada Desember 2018, perusahaan melaporkan telah menerbangkan lima kendaraan prototipe subskala, termasuk prototipe skala sepertiga dan seperlima dan pengerjaan prototipe ukuran penuh sedang berlangsung. AET menyatakan akan memiliki prototipe kerja skala penuh pada Maret 2022 untuk penerbangan demonstrasi.
Perusahaan tersebut meramalkan pesawat dengan sistem hibrida ini cocok untuk taksi udara, transportasi penumpang pribadi, perusahaan dan pemerintah, layanan medis darurat (EMS), penggunaan polisi dan intelijen taktis militer, pengawasan dan pengintaian (ISR).
Versi baru, MOBi-One V3, diumumkan pada 15 Januari 2018 di North American International Auto Show (NAIAS) di Detroit, Michigan, Amerika Serikat (AS). Pada 27 Januari 2021, Sigma Six diumumkan pada Simposium VTOL Listrik tahunan ke-8 Vertical Flight Society dengan presentasi grafis yang mencakup beberapa spesifikasi.
Perusahaan berencana untuk mengirimkan hingga 2.500 pesawat di 50 kota terbesar di AS pada 2025 atau kemungkinan 2026. Ini akan dimulai dengan versi kargo pada 2023, memulai layanan penumpang pada 2024 dan menawarkan otonomi opsional pilot pada 2030.
AET memperkirakan biaya bahan untuk setiap pesawat akan kurang dari 500.000 dollar AS atau sekitar 7,1 miliar rupiah. Pesawat akan dijual pada harga 14 miliar rupiah. Perusahaan juga memperkirakan biaya tiket sekali jalan taksi udara hampir sama dengan perjalanan Uber Black yaitu layanan premium Uber dengan tarif 8-12 dollar AS per mil atau 150.000-171.000 rupiah per mil. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top