UNS Ciptakan Alat Pencari Korban Bencana
ROBOT PENCARI KORBAN BENCANA - Mahasiswa Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Surakarta (UNS), menunjukan robot yang diberi nama Rescue UGV, di Solo, Jawa Tengah, Jumat (10/1). Robot tersebut sebagai alat pencari korban bencana di lokasi yang tidak terjangkau oleh manusia.
Foto: ANTARASURAKARTA - Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Surakarta (UNS), Solo, Jawa Tengah, menciptakan alat penemu korban bencana di lokasi yang tidak terjangkau oleh manusia.
"Kami menciptakan prototipe robot untuk mencari keberadaan korban ketika ada bencana," kata Syaifullah Filard Latifah, salah satu mahasiswa pencipta alat tersebut, di Solo, Jawa Tengah, Jumat (10/1).
Ia menjelaskan alat berbentuk robot yang diberi nama Rescue UGV ini bisa digunakan di zona-zona sulit, di antaranya gunung berapi yang masih aktif, zona yang terkena kebakaran hutan, dan zona yang terpapar radioaktif.
Ia mengatakan Rescue UGV dilengkapi dengan kamera dan infra merah sehingga bisa mendeteksi suhu tubuh manusia.
"Manusia akan terlihat berwarna merah kuning saat dideteksi menggunakan infra merah. Kemudian robot ini dikendalikan dengan jaringan internet. Scan pakai kamera infrared yang bisa melihat suhu tubuh sehingga bisa diketahui itu manusia apa bukan, masih hidup atau sudah meninggal," katanya.
Ia mengatakan alasan diciptakannya alat yang sudah dibuat sejak tiga bulan lalu tersebut karena banyak daerah di Indonesia yang sering terkena bencana alam.
"Bencana bisa sewaktu-waktu datang, dari situlah kami memiliki ide untuk membuat alat pendeteksi atau pencari korban bencana. Apalagi selama ini kita terkadang terkendala untuk mendeteksi keberadaan korban," katanya.
Mahasiswa lain yang juga masuk dalam tim penemu, Taufik Widyastama mengatakan ke depan alat tersebut akan terus dikembangkan supaya kemampuannya bisa bertambah.
"Nantinya kami akan memakai pemancar portabel agar bisa digunakan seluas-luasnya, karena masih prototipe maka saat ini masih pakai Wifi handphone atau router, jadi hanya bisa 10 meter," katanya.
Ia mengatakan, saat ini roda robot tersebut didesain seperti tank, dan prototipe ini masih berukuran kecil. Nantinya, robot akan dibuat lebih panjang agar lebih stabil ketika melintasi medan sulit, seperti saat berada di tanah longsor atau di jurang.
"Ke depan, robot juga akan dirancang supaya bisa digunakan berkomunikasi dua arah. Saat ini robot baru bisa mentransmisikan suara dari lapangan," katanya.
YK/E-3
Redaktur:
Penulis: Eko S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Akhirnya Setelah Gelar Perkara, Polisi Penembak Siswa di Semarang Ditetapkan Sebagai Tersangka
- 2 Jakarta Luncurkan 200 Bus Listrik
- 3 Krakatau Management Building Mulai Terapkan Konsep Bangunan Hijau
- 4 Kemenperin Usulkan Insentif bagi Industri yang Link and Match dengan IKM
- 5 Indonesia Bersama 127 Negara Soroti Dampak dan Ancaman Krisis Iklim pada Laut di COP29