![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Universitas di AS dan Inggris Lebih Memperhatikan Capaian Ekstrakulikuler
Country Manager Indonesia Crimson Education, Vanya Sunanto (kiri) dalam acara Extracurricular & Leadership Building Profile Seminar with Crimson Education, di Jakarta, Rabu (28/9).
Foto: istimewaJAKARTA - Country Manager Indonesia Crimson Education, Vanya Sunanto menyebut, universitas di Amerika Serikat (AS) dan Inggris lebih memperhatikan capaian ekstrakulikuler calon mahasiswa barunya. Prestasi akademis saja tidak cukup untuk menembus universitas-universitas terbaik di sana.
"Beratnya kompetisi menjadi pemicu utama bagi pelajar-pelajar berprestasi seluruh dunia untuk membangun profil yang sebaik-baiknya," ujar Vanya, dalam acara Extracurricular & Leadership Building Profile Seminar with Crimson Education, di Jakarta, Rabu (28/9).
Dia menyebut, setiap tahunnya, universitas-universitas unggulan di AS dan Inggris menerima puluhan ribu aplikasi dari seluruh dunia dan hanya meloloskan sebagian kecilnya. Sebagai contoh, pada tahun ajaran 2022 ini, Harvard University hanya menerima 4,59 persen dari 42.749 pelajar yang melamar.
- Baca Juga: Klinik Pratama di Gedung Parlemen
- Baca Juga: Pertunjukan wayang potehi sambut Cap Go Meh
"Dengan pendekatan holistik yang memungkinkan calon mahasiswa dinilai secara utuh, bakat dan minatnya pun menjadi penting untuk penilaian dalam seleksi penerimaan universitas," jelasnya.
Lebih lanjut, Vanya menyinggung, perbedaan pendekatan antara sistem pendidikan di Indonesia dengan AS dan Inggris. Menurutnya, di Indonesia cenderung mengutamakan pencapaian akademis.
Dia menambahkan, sistem pendidikan di AS dan Inggris yang cenderung holistik inilah. Untuk menjawab perbedaan tersebut, pihaknya menyediakan layanan konsultasi dan bimbingan seleksi penerimaan universitas di AS dan Inggris.
"Kami telah membuktikan bahwa pendekatan ini memiliki tingkat keberhasilan yang lebih baik daripada pendekatan yang semata-mata mengandalkan pencapaian akademis," katanya.
Vanya menuturkan, pihaknya selalu mengawali layanan dengan menggali segala sesuatu tentang calon siswa. Selanjutnya, akan ada analisis menyeluruh tidak hanya untuk merancang rencana akademis, tetapi juga bimbingan non-akademis.
Dia menyebut, profil ekstrakurikuler dan kepemimpinan yang kuat dapat dibangun dari ide yang sederhana atau bahkan kegemaran pribadi. Menurutnya, hal tersebut harus disertai dengan konsistensi.
"Mematangkan profil ekstrakurikuler dan kepemimpinan membutuhkan konsistensi serta komitmen jangka panjang, sehingga waktu yang tepat bagi pelajar Indonesia untuk memulai adalah sedini mungkin," tandasnya.
Berita Trending
- 1 Anggota Komisi IX DPR RI Pastikan Efisiensi Anggaran Tak Kurangi Layanan Kesehatan Warga
- 2 Menteri Kebudayaan Fadli Zon Kunjungi Masjid Sultan Suriansyah BanjarmasinÂ
- 3 Warga Kupang Terdampak Longsor Butuh Makanan dan Pakaian
- 4 Meringankan Beban Hidup, Pekerja Padat Karya Bebas Pajak Penghasilan
- 5 Klasemen Liga 1: Dewa United Geser Persija di Posisi Kedua