Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Medis I Kondisi Sepuluh Anak Makin Membaik

Unit Perawatan Intensif Gagal Ginjal Akut Ditingkatkan

Foto : ANTARA/Sulthony Hasanuddin

Seorang pedagang menunjukkan surat edaran larangan penjualan obat bebas dalam bentuk sirop di Pasar Pramuka, Jakarta, Jumat (21/10/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

Selain menambah kapasitas tempat tidur PICU, Dinkes juga meningkatkan kompetensi dokter dan perawat.

JAKARTA - Dinas Kesehatan DKI Jakarta meningkatkan kapasitas unit perawatan intensif khusus untuk pasien anak (Pediatric Intensive Care Unit/PICU) dari 197 menjadi 219 tempat tidur di sejumlah rumah sakit Ibu Kota. "Langkah ini sebagai salah satu strategi penanganan gangguan ginjal akut anak," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes DKI, Luigi, di Jakarta, Selasa (25/10).
Dari total 219 tempat tidur khusus perawatan intensif pasien anak, paling banyak fasilitas PICU di 14 rumah sakit di Jakarta Timur mencapai 50 tempat tidur. Kemudian, 15 rumah sakit Jakarta Pusat 42 tempat tidur PICU. Sedangkan Jakarta Utara 31 tempat tidur PICU di tujuh rumah sakit. Selanjutnya, Jakarta Barat 33 tempat tidur PICU sembilan rumah sakit, Jakarta Selatan 41 tempat di 15 rumah sakit.
Selain menambah kapasitas tempat tidur PICU, Dinkes juga meningkatkan kompetensi dokter dan perawat. Upaya itu dilalukan untuk menyiasati terbatasnya konsultan nefrologi atau tenaga kesehatan yang berperan mendiagnosis masalah ginjal anak, bayi, dan remaja.
Jumlah gagal ginjal akut kini mencapai 90 kasus. Pasien meninggal mencapai 44 orang. Menurut Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti, ada 26 anak dirawat. Jumlah pasien sembuh 15. Widyastuti mengatakan pasien gagal ginjal akut tersebut bukan hanya warga DKI. Mereka juga dari Jabar dan Banten.
Sementara itu, salah satu orang tua pasien gagal ginjal akut, Suminah (48), mengatakan sudah 10 hari menunggu anaknya yang menjalani perawatan RSCM. "Sudah 10 hari di RSCM," kata Suminah. Dia mengaku, gejala awal anaknya mengalami demam, batuk pilek, dan tidak bisa buang air kecil. Melihat gejala tersebut dia membawa anaknya ke Puskesmas Duren Sawit. Puskesmas langsung merujuk ke RSCM.
"Anak juga menangis terus. Langsung saya bawa ke puskesmas. Hasil pemeriksaan dokter ternyata gagal ginjal akut dan dirujuk ke RSCM," ucap Suminah. Hal senada disampaikan warga Pangkalan Jati, Wati (49). Dia mengaku anaknya baru tiga hari dirawat di RSCM. "Anak saya baru tiga hari dirawat di RSCM. Gejalanya sama: demam, batuk pilek, dan susah buang air kecil," ujar Wati.
Menurut Wati, pelayanan kesehatan RSCM sangat bagus. Dokter langsung memberikan pertolongan pertama untuk menangani anaknya. Untuk biaya, Wati mengaku tidak khawatir karena menggunakan Kartu Jakarta Sehat (KJS). "Saya mendaftarkan anak memakai KJS," pungkasnya.

Makin Baik
Widyastuti akan sidak ke apotek dan centra obat seperti Pasar Pramuka. Hal ini sesuai dengan arahan Kementerian Kesehatan terakit pembatasan obat cair. "Kami berkoordinasi dengan semua organisasi profesi, termasuk asosiasi apoteker dan apotek untuk memberikan info dan pendalaman. Selain itu, kami memastikan obat-obat yang dilarang, lebih dulu diamankan," ucap Widyastuti.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahrir, menambahkan saat ini 10 dari 11 anak yang dirawat di RSCM mulai membaik. Dari hasil pemberian fomepizole di RSCM, 10 dari 11 pasien yang telah diberikan fomepizole terus membaik secara klinis, tidak ada kematian. Anak-anak sudah dapat mengeluarkan air kecil.
Menurut Syahrir, peningkatan kesehatan 10 anak ini berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan terbukti tidak terdeteksi senyawa kimia etilen glikol (EG). Hal ini disebabkan para pasien sudah mengonsumsi obat antidotum yang disebut fomepizole. "Dari hasil penelitian laboratorium, kadar etilen glikol 10 anak tersebut sudah tidak terdeteksi zat berbahaya. Anak-anak sudah tidak terdeteksi etilen glikol," tutur Syahrir.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top