Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

UNICEF: 11.000 Anak Tewas dan Terluka dalam Konflik Yaman Sejak 2015

Foto : Anadolu

Anak-anak korban perang di Yaman.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Lebih dari 11.000 anak tewas atau terluka dalam konflik di Yaman sejak 2015, UNICEF) mengatakan pada Senin (12/12r), seminggu setelah meluncurkan penggalangan dana global bernilai miliaran.

Pemerintah Yaman yang didukung Saudi dan Houthi yang bersekutu dengan Iran telah meningkatkan perang ekonomi di tengah terhentinya upaya gencatan senjata baru sejak pakta berakhir pada 2 Oktober lalu.

"Pembaruan gencatan senjata yang mendesak akan menjadi langkah pertama yang positif yang akan memungkinkan pentingnya akses kemanusiaan," kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell ketika melaporkan lebih dari 11.000 anak laki-laki dan perempuan tewas atau terluka sejak 2015.

Namun badan tersebut memperkirakan jumlahnya kemungkinan "jauh lebih tinggi" karena ini hanya kematian yang diverifikasi oleh PBB.

Meskipun pihak yang bertikai pada April lalu menyetujui gencatan senjata nasional, UNICEF mengatakan, 164 orang tewas atau terluka oleh ranjau darat dan persenjataan yang tidak meledak antara Juli dan September, di antaranya 74 anak-anak.

UNICEF minggu lalu meluncurkan seruan Aksi Kemanusiaan untuk Anak (HAC) senilai 10,3 miliar dolar AS pada 2023 untuk membantu anak-anak yang terkena dampak konflik dan bencana di seluruh dunia.

Aksi ini bertujuan mengumpulkan hampir 484,5 juta dolar AS sepanjang tahun untuk Yaman, di mana tiga perempat dari populasi membutuhkan bantuan dan perlindungan.

"Ribuan anak telah kehilangan nyawa, ratusan ribu lainnya menghadapi risiko kematian akibat penyakit yang dapat dicegah atau kelaparan," kata Russell.

UNICEF memperkirakan hampir 540.000 balita menderita gizi buruk akut di Yaman.

Tercatat lebih dari 17,8 juta warga Yaman kekurangan akses ke air bersih, sanitasi dan layanan kebersihan. Karena hanya setengah dari fasilitas kesehatan negara yang berfungsi.Hal ini membuat sekitar 10 juta anak tanpa akses perawatan yang memadai, katanya.

PBB dan mitra-mitranya awal bulan ini meminta uang bantuan sebesar 51,5 miliar dolar AS untuk 2023, meningkat 25 persen dari 2022 dan lebih dari lima kali jumlah yang diminta satu dekade lalu.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : CNA

Komentar

Komentar
()

Top