Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesepakatan Iran

Uni Eropa Siap Lawan Sanksi Amerika Serikat

Foto : AFP/JOHN THYS

Jean-Claude Juncker

A   A   A   Pengaturan Font

SOFIA - Uni Eropa (UE) pada Jumat (18/5) akan memulai perlawanan atas diberlakukannya sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran. Hal itu disampaikan ketua Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, pada Kamis (17/5) di Sofia, Bulgaria.

"Langkah ini diambil sebagai upaya mempertahankan kesepakatan nuklir dengan Iran," kata Juncker. "Kami harus mengambil langkah ini dan akan memulai proses perlawanan ini pada Jumat pagi, yang bertujuan untuk menetralisir sanksi AS terhadap UE," imbuh ketua Komisi Eropa itu.

Langkah perlawanan ini meniru aturan yang pernah berlaku pada 1996 saat AS melakukan embargo perdagangan terhadap Kuba. Namun keefektifan perlawanan ini sama sekali belum pernah diuji karena embargo AS atas Kuba diselesaikan secara politis.

Sebelumnya Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, pada Rabu (16/5), menyerang Presiden AS, Donald Trump, dengan mengecam sikap Trump yang sering berubah-ubah dan menyebut presiden Amerika itu bertindak lebih sebagai musuh daripada kawan.

Tusk pun mengatakan keputusan-keputusan Presiden Trump menunjukkan bahwa AS hanya mementingkan kepentingannya sendiri. "Uni Eropa tidak perlu berilusi tentang haluan politik Donald Trump," ucap Tusk.

Tusk juga mengajak para pemimpin Eropa dalam pertemuan di Bulgaria untuk membentuk "front persatuan Eropa" dalam menanggapi keputusan Trump menarik AS keluar dari Kesepakatan nuklir Iran serta tindakannya mengenakan tarif dalam perdagangan dengan Eropa.

Belum Sempurna

Sebelum keluar pernyataan dari Juncker, Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengatakan bahwa negara-negara anggota UE telah sepakat bahwa kesepakatan Iran belum sempurna, namun mereka bersikeras agar kesepakatan itu dipertahankan setelah AS menarik diri dari kesepakatan itu.

Saat pertemuan pemimpin UE di Sofia, semua negara secara bersama sepakat untuk mempertahankan kesepakatan nuklir Iran 2015 walau Presiden Trump mengeluhkan bahwa kesepakatan itu sama sekali tak bisa menghentikan program misil balistik Iran dan penyebaran pengaruh Tehran dalam konflik-konflik yang terjadi di kawasan Timur Tengah.

"Semua pihak di UE memiliki pandangan yang sama bahwa kesepakatan memang belum sempurna, namun kita harus mempertahankannya dan melakukan negosiasi-negosiasi dengan Iran atas isu-isu lain seperti program misil balistik," kata Merkel saat menginjakkan kaki di Sofia.

Sementara itu Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyatakan bahwa perlawanan untuk mempertahankan kesepakatan nuklir Iran dilakukan agar urusan bisnis negara-negara UE dengan Iran bisa terus dilakukan.

"Upaya ini bisa dilakukan seiringan dengan negosiasi-negosiasi untuk memperluas kesepakatan," kata Presiden Macron. "Kesepakatan 2015 perlu diselesaikan oleh sebuah kesepakatan nuklir setelah 2025," imbuh dia.

Sebelumnya Tehran telah mewanti-wanti akan melanjutkan pengayaan uranium dalam skala industrial tanpa ada halangan terkecuali Eropa mau memberikan jaminan pasti yang bisa mempertahankan keuntungan-keuntungan ekonomi dari kesepakatan nuklir walau Washington DC kembali memberlakukan sanksi.

Saat ini para pakar UE telah mempersiapkan rancangan untuk melindungi kesepakatan nuklir Iran dari sanksi-sanksi AS, terutama yang fokus atas isu jaminan agar Iran bisa menjual produk minyak dan gas alam serta memiliki akses terhadap keuangan internasional.

Sejauh ini masih belum diketahui keefektifan langkah perlawanan UE terhadap sanksi dari AS serta konsekuensi-konsekuensi lainnya. Namun diduga UE akan memanfaatkan langkah perlawanan ini untuk posisi tawar-menawar dengan AS.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top