Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Multilateral

Uni Eropa Menyerukan Persaingan yang Adil dengan Tiongkok

Foto : DIMITAR DILKOFF/AFP

Ketua Uni Eropa, Ursula von der Leyen

A   A   A   Pengaturan Font

BRUSSELS - Ketua Uni Eropa, Ursula von der Leyen, pada Minggu (5/5), mengatakan akan mendesak persaingan yang adil dengan Tiongkok dalam pembicaraan dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, yang berada di Paris dalam kunjungan kenegaraan.

"Kita harus bertindak untuk memastikan bahwa persaingan berlangsung adil dan tidak terdistorsi," katanya dalam sambutan yang disampaikan beberapa jam sebelum pertemuan tatap muka di Paris antara dirinya, Xi, dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Dikutip dari The Straits Times, von der Leyen menambahkan sebelumnya dengan Presiden Xi, ia telah menjelaskan ketidakseimbangan dalam akses pasar saat ini tidak berkelanjutan dan perlu diatasi.

Komisi Eropa pimpinan von der Leyen, yang merupakan otoritas UE dalam masalah perdagangan, telah membuka penyelidikan persaingan usaha yang menargetkan Tiongkok dalam beberapa bulan terakhir.

Beijing bereaksi keras terhadap penyelidikan terbaru, atas dugaan ketidaksetaraan akses terhadap pasar peralatan medis Tiongkok, dan menyebutnya sebagai gejala proteksionisme oleh Uni Eropa.

Tiongkok juga marah atas penyelidikan UE terhadap pemasok turbin angin Tiongkok untuk pasar Eropa. Investigasi lain di Brussel berfokus pada subsidi Tiongkok untuk panel surya, kendaraan listrik (EV), dan kereta api.

Kurangi Ketergantungan

Von der Leyen menegaskan kembali posisi UE bahwa mereka harus mengambil risiko terhadap hubungan mereka, namun tidak memisahkan diri dari Tiongkok, yang berarti mengurangi ketergantungan pada pemasok Tiongkok, namun tidak sampai Amerika Serikat yang menghukum atau menghalangi aliran perdagangan di sektor-sektor utama.

"Kami sudah sangat memahami hubungan kami dengan Tiongkok, yang merupakan salah satu hubungan yang paling kompleks, namun juga salah satu yang paling penting," kata ketua komisi tersebut.

"Selama setahun terakhir, saya telah bertemu Presiden Xi dua kali dan kami telah membahas hubungan UE dan Tiongkok mulai dari perdagangan hingga iklim, dari urusan global hingga isu digital," katanya.

Dia menekankan masalah kelebihan kapasitas Tiongkok dan hal ini menyebabkan barang-barang Tiongkok memasuki UE dengan harga yang terlalu rendah untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan UE.

"Tiongkok saat ini melakukan produksi, dengan subsidi besar-besaran, lebih banyak daripada penjualannya karena lemahnya permintaan domestik. Hal ini menyebabkan kelebihan pasokan barang-barang bersubsidi Tiongkok, seperti kendaraan listrik dan baja, yang menyebabkan perdagangan tidak adil," katanya.

Eropa tidak dapat menerima praktik distorsi pasar yang dapat mengarah pada de-industrialisasi di Eropa.

Dia mengatakan UE akan mendorong pemerintah Tiongkok untuk mengatasi kelebihan kapasitas ini dalam jangka pendek, dan menambahkan UE akan bekerja sama dengan negara-negara kaya dan negara berkembang lainnya yang semakin terpengaruh oleh distorsi pasar Tiongkok.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top