Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sarana Transportasi l “Underpass” Matraman Sebabkan Waktu Tempuh Transjakarta Lebih Lama

"Underpass" Gagal Urai Kemacetan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pembangunan jalan baru, baik jalan layang maupun underpass tidak menjanjikan menyelesaikan kemacetan. Pemprov harus mempertimbangkan cara lain untuk urai kemacetan.

JAKARTA - PT Transportasi Jakarta mencatatkan, waktu tempuh layanan bus Transjakarta koridor 4 lebih lama dari biasanya. Hal ini disebabkan oleh adanya uji coba underpass Matraman, mulai Selasa (10/4) pagi.

"Dari uji coba underpass Matraman, Selasa (10/4) bahwa layanan Transjakarta yang ditempuh dalam waktu 35 menit terkena dampak. Berdasarkan data persentase ketercapaian waktu tempuh 35 menit rute TU Gas-Tosari hanya 21 persen pada Selasa (10/4)," ujar Humas PT Transjakarta, Wibowo, di Jakarta, Selasa (10/4).

Menurutnya, waktu tempuh layanan bus Transjakarta ini menurun hingga 93 persen dibandingkan hari sebelumnya. Begitu pun pada TU Gas-Kuningan. Persentase ketercapaian waktu tempuh 35 menit hanya di 15 persen, turun signifikan dibandingkan hari sebelumnya di angka 96 persen.

"Angka ini mengacu pada data-data yang dikumpulkan. Durasinya berbeda-beda. Jadi persentase itu didapat dari total layanan. Misalnya rute TU Gas-Tosari ada 10 layanan di pagi hari. Ternyata dari 10 hanya 2 yang mencapai 35 menit. Berarti persentase ketercapaiannya hanya 20 persen," katanya.

Diakuinya, rute TU Gas-Harmoni dan TU Gas-Kuningan memiliki program waktu tempuh 35 menit pada pagi hari. Namun, karena adanya ujicoba Underpass Matraman, persentase ketercapaian waktu tempuh itu menjadi rendah.

"Informasinya, durasi waktuistimewatempuh yang dicapai antara 45 menit hingga 60 menit. Ini dikarenakan ada uji coba underpass Matraman. Jalur penuh dengan kendaraan pribadi sehingga terjadi antrean maupun penumpukan," ungkapnya.

Urai Kemacetan

Analis Kebijakan Transportasi dari Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azaz Tigor Nainggolan mengatakan, pembangunan jalan baru tidak akan berdampak signifikan dalam mengurai kemacetan di Jakarta. Seperti pembangunan underpass Matraman, ungkapnya, dibangun oleh Pemprov DKI Jakarta untuk mengurai kemacetan di persimpangan Jalan Matraman Raya.

"Sebelumnya sudah sudah ada fly over (jalan layang) di atas jalan Matraman Raya. Tidak lebih dari setahun setelah pembangunan jalan layang tersebut persimpangan jalan Matraman kembali macet parah seperti biasanya," katanya.

Diakuinya, perjalanan moda transportasi yang dikendarainya selalu terjebak pada waktu cukup lama saat melintasi kawasan persimpangan Jalan Matraman Raya. Kawasan ini selalu dipadati kendaraan meski telah ada jalan layang di atasnya. Saat ini, underpass Matraman yang ada di bawahnya dianggap tidak bisa menyelesaikan kemacetan di wilayah itu.

"Apakah masih percaya dengan membangun jalan baru akan langsung dapat mengurai kemacetan di Jakarta?

Bukankah lebih tepat membangun dan memperbaiki layanan angkutan umum massal yang terintegrasi secara baik untuk mengurai kemacetan di Jakarta," jelasnya.

Dia berharap, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memprioritaskan kebijakan mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi ketimbang membangun jalan baru. Menurutnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga harus memperbaiki angkutan umum massal yang terintegrasi. Hal ini dianggap tepat untuk menyelesaikan masalah kemacetan di Jakarta.

"Sebaiknya Jakarta sudah memiliki sistem layanan angkutan massal terintegrasi dan melakukan kebijakan pengendalian penggunaan kendaraan pribadi, barulah membangun jalan baru jika masih diperlukan," tandasnya.

Diketahui, Dinas Bina Marga DKI Jakarta melakukan uji coba underpass Matraman, pada Selasa (10/4). Untuk mendukung itu, Dinas Perhubungan DKI Jakarta melakukan rekayasa lalu lintas pada beberapa ruas jalan di sekitarnya. Namun, rekayasa lalu lintas yang diberlakukan penumpukan kendaraan pada satu titik, terutama di Simpang Tambak dan Megaria hingga Simpang Matraman.

pin/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Peri Irawan

Komentar

Komentar
()

Top