Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Evaluasi Belajar | Kemdikbud Komitmen dalam Pengadaan Komputer

UNBK Tingkat SMA Berjalan Lancar

Foto : ANTARA/IGGOY EL FITRA

Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMA 1 Padang, Sumatera Barat, Senin (1/4). Data Dinas Pendidikan Sumbar, tahun ini masih ada 30 SMA sederajat di provinsi itu yang belum bisa melaksanakan UNBK dan harus melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNPK) karena keterbatasan peralatan dan akses internet.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari pertama tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) berjalan relatif lancar. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) belum menerima pengaduan atau laporan terkait kendala pelaksanaan UNBK.

"Sampai saat ini, kami di pusat layanan BSNP belum menerima aduan atau laporan terkait pelaksanana UNBK. Artinya, pelaksanaan berjalan lancar, sesuai Prosedur Operasional Standar (POS) dan tidak ada kendala sinkronisasi, pengunduhan token atau pemadaman listrik," kata Ketua BSNP, Bambang Suryadi, di Jakarta, Senin (1/4).

Ia menambahkan, pelaksanaan UNBK di daerah bencana pun tidak mengalami perubahan jadwal. Kendati demikian, jika ada siswa yang tidak bisa mengikuti ujian nasional (UN) pada jadwal UN karena kendala akses ke tempat ujian, maka yang bersangkutan dapat mengikuti ujian pada saat ujian susulan. "Namun, sampai saat ini, kami di BNSP belum menerima laporan apakah ada siswa yang tidak datang ke tempat ujian karena kendala akses infrastruktur," tandasnya.

Bambang mengatakan, pada UN tingkat SMA kali ini terdapat 22 provinsi yang sudah melaksanakan UNBK 100 persen. Sementara 12 provinsi lainnya masih menggunakan Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP), tetapi jumlahnya sedikit.

Terdapat 2.019.680 siswa SMA dan MA di seluruh Tanah Air mengikuti UN yang diselenggarakan pada 1,2,4, dan 8 April 2019.

Para siswa SMA/MA tersebut mengikuti UN yakni Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan satu mata pelajaran jurusan. Sebanyak 97,8 persen UNBK dan 2,2 persen UNKP. Sementara UN SMA/MA susulan akan dilakukan pada 13 April hingga 14 April 2019.

Secara terpisah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengatakan, Kemdikbud terus berkomitmen dalam pengadaan suprastruktur dan infrastruktur berupa komputer dalam menunjang pelaksanaan UNBK. Dalam ini, Kemdikbud berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

"Anggaran pendidikan yang 20 persen dari APBN itu di pecah-pecah, sebagian besar sudah diturunkan di pemerintah daerah. Jadi untuk pengadaan suprastruktur dan infrastruktur termasuk komputer, harus ada sharing antara pemerintah pusat dan pemprov (SMA/SMK) dan pemkot untuk tingkat SMP," ucap Mendikbud.

Dalam kesempatan tersebut, Mendikbud juga mengatakan bahwa Kemdikbud akan memprioritaskan daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) untuk peningkatan jaringan internet masuk ke sekolah-sekolah.

"Daerah yang belum terjangkau, kita mengusahakan akan adakan genset untuk menggunakan provider. Daerah 3T ini akan didahulukan 1-2 tahun ini," terang Muhadjir.

Kegiatan Konstruktif

Dalam kesempatan tersebut, Mendibud berpesan kepada pihak sekolah untuk menggelar kegiatan kontsruktif atau pembinaan kepada para siswa usai menjalani ujian kelulusan.

"Kegiatan konstruktif ini penting baik bagi siswa yang setelah lulus akan memilih kerja atau melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi," ujarnya.

Bagi yang rencana langsung terjun ke dunia kerja, kata dia, maka dengan kegiatan pelatihan akan membuat mereka paling tidak sudah lebih memahami sebelum pada akhirnya terjun menjadi pekerja.

Begitu pun dengan lulusan yang ingin melanjutkan pendidikan, lanjut dia, maka dengan kegiatan ini bisa diketahui fakultas apa yang dianggap cocok dengan jiwa dan potensi dari setiap siswa tersebut.

Ia menyebutkan, tidak sedikit siswa yang kemudian mengambil keputusan setelah lulus SMA atau SMK, memilih jalan karena terpengaruh oleh teman-temannya atau dalam hal ini hanya ikut-ikutan. Kondisi ini justru akan merugikan anak tersebut karena pada akhirnya akan kesulitan.

"Untuk itu diperlukan bimbingan karier, memberikan arahan bagus bagi anak untuk pilihan masa depan, termasuk dengan mengarahkan ke perguruan tinggi yang cocok dengan bakat atau potensi anak," ujarnya. ruf/Ant/E-3

Penulis : Muhamad Ma'rup, Antara

Komentar

Komentar
()

Top