Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Unair Terbuka untuk Kolaborasi dengan Ormas

Foto : Istimewa

Rektor Unair, Mohammad Nasih, saat memberikan sambutan dalam acara "Konser 1001 Malam Dalam Rangka Syiar 1 Abad NU dan Gus Ning Goes to Campus”, di Surabaya, Kamis (23/2).

A   A   A   Pengaturan Font

SURABAYA - Rektor Universitas Airlangga (Unair) Mohammad Nasih, pada Kamis (23/2), mengugkapkan, Unair dengan berbagai organisasi masyarakat dalam hal apapun.
Hal itu ia sampaikan pada "Konser 1001 Malam Dalam Rangka Syiar 1 Abad NU dan Gus Ning Goes to Campus", di Surabaya.

"Kami terbuka untuk ormas apapun, kita juga sering bekerja sama seperti Muhammadiyah dan lain sebagainya," tutur Nasih.

Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa perlunya refleksi NU yang telah mencapai 1 abad. Hal ini luntuk selalu menjaga dan melestarikan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah

"Kita selalu mendorong terutama kalangan mahasiswa untuk selalu belajar, intinya kita senang-senang dan belajar dalam acara ini," jelasnya.

Menurut Nasih, NU adalah organisasi pergerakan yang cinta damai dan selalu memberi manfaat bagi bangsa. Dengan harapan, para mahasiswa dalam berkegiatan dapat mengambil teladan agar selalu membawa kemaslahatan.

"Yang lebih penting beragama itu mudah. Beragama itu harus kita nikmati lahir dan batin," terangnya.

Nasih juga menegaskan bahwa saat ini merupakan era merdeka belajar. "Termasuk belajar beragama dengan menghadirkan acara seperti ini," ungkapnya.

Menurutnya, dalam acara itu tidak hanya sekedar bersenang-senang tetapi perlu belajar dan mengaji dengan adanya acara Nahdlatul Ulama di kampus.

Lebih lanjut ia menyampaikan sebuah kutipan hadist yang intinya menghimbau seluruh sivitas akademika maupun umum bahwa sebagai seorang insan manusia, diwajibkan untuk belajar hingga sepanjang akhir hayat. "Imam Syafi'i pernah berkata bahwa barang siapa yang tidak mau merasakan pahitnya menuntut ilmu, maka kelak ke depan harus siap merasakan pahitnya kebodohan," tutupnya.


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top