Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemilu Malaysia - Kecurangan Terjadi Menjelang Pencoblosan

UMNO Diprediksi Menang

Foto : AFP
A   A   A   Pengaturan Font

KUALALUMPUR - Pemilu Malaysia akan berlangsung pada Rabu (9/5). Sejumlah kalangan memprediksi partai Organisasi Nasional Malaysia Bersatu atau United Malays National Organisation (UMNO) yang dipimpin Najib Razak, sekaligus sebagai calon perdana menteri petahana, bersama koalisi Barisan Nasional (BN) akan meraih kemenangan.

Lembaga Survei Merdeka Centre mengakui adanya tren peralihan dukungan pemilih Melayu ke oposisi. Namun, jumlahnya tidak akan cukup untuk mengalahkan koalisi BN.

Najib Razak pun optimistis akan meraih kemenangan. Optimisme Najib tersebut didasarkan pada hasil kampanye keliling yang dilakukannya di seluruh pelosok negeri.

"Ketika saya berkampanye di Sungai Siput, ruang kampanye penuh sesak bahkan sampai tidak ada kursi yang cukup untuk menampung rakyat yang antusias. Saya diberitahu bahwa kita punya peluang besar untuk merebut kembali Sungai Siput dari tangan oposisi," kata Najib.

Sungai Siput adalah kursi parlemen di negara bagian Perak yang saat ini dipegang oleh kubu oposisi Pakatan Harapan (PH) yang dipimpin Mahathir Mohamad. "Insya Allah, kita akan menang besar kali ini," tambah Najib.

Najib sempat menyindir kampanye kubu oposisi yang dibanjiri oleh ribuan masyarakat. Menurutnya, kampanye itu adalah ilusi karena oposisi membawa penduduk luar untuk memberi kesan meluapnya dukungan kepada mereka.

Sejumlah jajak pendapat independen juga menunjukkan BN, yang telah memimpin Malaysia sejak kemerdekaan, akan kembali meraih kemenangan dengan perolehan kursi yang tidak jauh berbeda dengan lima tahun lalu, yaitu sekitar 133 kursi.

"Malay Tsunami"

Meski tak diunggulkan dalam jajak pendapat, kubu oposisi yang dipimpin Mahathir tetap optimistis dapat mendongkel Najib dari kekuasaan dengan dukungan besar pemilih etnis Melayu.

Mahathir telah mengumumkan gerakan "Malay Tsunami" yang menunjukkan melonjaknya peralihan dukungan pemilih Melayu yang selama ini loyal pada UMNO ke kubu oposisi pimpinannya.

Mahathir selalu mengusung isu korupsi 1MBD yang diduga melibatkan Najib. Malaysia menerapkan sistem politik demokrasi parlementer yang berbasis pada negara federal. Pemilu 2018 akan memilih 222 anggota parlemen atau Dewan Rakyat (DR) dalam sistem distrik.

Setiap daerah pemilihan (dapil) diperebutkan untuk diwakili hanya oleh satu anggota parlemen yang menang. Sistem pemilihan yang sama berlaku juga untuk memilih anggota Dewan Undangan Negeri (DUN) atau parlemen di negara bagian.

Federasi Malaysia memiliki 13 negara bagian atau negeri, termasuk Sabah dan Sarawak yang berada di Kalimantan Utara. DR selanjutnya memilih perdana menteri (berkuasa atas pemerintahan federal di Putrajaya) dan DUN memilih menteri besar (berkuasa untuk tiap negeri di ibu kota negeri masing-masing).

Sementara itu, Kelompok reformasi Pemilu Malaysia Bersih, menyatakan banyak kecurangan yang dilakukan penguasa menjelang pencoblosan.

Kelompok yang kerap menggelar unjuk rasa prodemokrasi di Malaysia ini mengatakan pelanggaran itu termasuk berupa perubahan peta daerah pemilihan, "Yang bakal memindahkan 15 kursi parlemen dan menguntungkan Barisan Nasional."

Barisan Nasional adalah koalisi 13 partai politik pendukung pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak dengan Partai Umno sebagai motornya.

Koalisi oposisi bergabung dalam Pakatan Harapan, yang diusung lima partai dengan Mahathir Mohamad sebagai calon perdana menteri. Mahathir merupakan bekas PM dengan pemerintahan terlama di Malaysia, yaitu 22 tahun. AFP/SB/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top