Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan Daerah

UMKM Mesin Baru Pertumbuhan Ekonomi DIY

Foto : ISTIMEWA

Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tumbuh pesat dalam beberapa tahun belakangan ini. Salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru di DIY adalah sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), mengingat Jogja, sebutan dari Yogyakarta dikenal sangat kreatif.

"Dan ini sudah kami buktikan. Dari 898 UMKM binaan BI, 91 di antaranya sudah bisa ekspor hingga nilai 1,4triliun rupiah dalam satu tahun terakhir, serta 395 UMKM sudah go digital. Program seperti ini, tentu bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat," kata Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo di sela pengukuhan Kepala Perwakilan BI DIY Hilman Tisnawan, menggantikan Budi Hanoto di Yogyakarta, Kamis (1/8).

Seperti diketahui, ekonomi DIY pada triwulan I-2019 tumbuh 7,50 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy), jauh dari pertumbuhan ekonomi nasional yang stagnan di 5,3 persen. Pembangunan bandara Yogyakarta International Airport (YIA) berkontribusi besar pada laju pertumbuhan Yogyakarta dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam sambutannya, Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X berharap pemerintah daerah (Pemda) dan BI dapat terus bekerja sama demi meningkatkan perekonomian. Sejatinya, penguatan sinergi dan koordinasi antarpemangku kepentingan merupakan kunci memperkuat ketahanan dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

"BI mengemban tugas mulia karena menyangkut hajat hidup sebuah bangsa. Kami berharap dapat berkolaborasi dengan BI dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat DIY," ujar Paku Alam.

Perluasan Industri

Sementara itu, untuk meningkatkan pertumbuhan investasi di Kabupaten Gunungkidul, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT ) Gunung kidul mengusulkan luasan Kawasan Peruntukan I n dustri (KPI) di Desa Candirejo, Kecamatan Semin ditambah. Saat ini, luasan kawasan mencapai 75 hektare (ha).

"Dalam penyusunan draft review Perda Rencana Tata Ruang dan Wilayah kami telah usulkan luasan KPI Semin ditambah menjadi 300 ha," kata Kepala DPMPT Gunungkidul, Irawan Jatmiko di Gunungkidul, Kamis (1/8).

Irawan menuturkan KPI di wilayah perbatasan dengan Jawa Tengah, yakni Semin berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri, memiliki prospek bisnis baik. Hal ini terlihat dari akses infrastruktur yang baik sehingga mempermudah arus transportasi.

Selain itu, dari sisi upah, di Gunungkidul juga belum tinggi sehingga menjadi pertimbangan para investor menanamkan modalnya di Bumi Handayani.

"Contohnya sudah ada, yakni pabrik sarung tangan yang saat ini masih dalam proses pembangunan. Rencananya di kawasan ini juga didirikan pabrik garmen yang bisa menyerap ribuan tenaga kerja ," katanya. YK/ E-10

Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top