Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hari Raya Nyepi

Umat Diajak Luruhkan Amarah dan Dengki

Foto : ANTARA/BUDI CANDRA SETYA

PECALANG BERPATROLI I Pecalang berpatroli pada Hari Raya Nyepi di Kampung Bali, Patoman Tengah, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (14/3). Desa Patoman yang menjadi kampung miniatur Bali di Banyuwangi menjadi tempat tinggal 253 kepala keluarga umat Hindu yang sedang merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1943.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyampaikan ucapan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1943 yang jatuh pada Minggu (14/3) kepada seluruh umat Hindu di Tanah Air.

Jokowi meminta umat Hindu untuk merenungkan karunia hidup Sang Pencipta dalam keheningan Nyepi. Ia juga berpesan agar umat Hindu yang tengah merayakan Nyepi dapat meluruhkan semua amarah dan dengki di dalam hati.

"Dalam hening dan sepi, kita menyelam ke lubuk hati, merenungkan karunia hidup dari Sang Pencipta. Maka meluruhlah amarah, dendam, dan rasa dengki. Dan kita pun bangkit dengan penuh semangat dan optimisme," kata Jokowi, Minggu (14/3).

Dalam cuitannya, Jokowi juga mengunggah sebuah gambar bertuliskan "Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1943" dan "Presiden Joko Widodo".

Tiap tahun, umat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi. Tahun ini, Hari Raya Nyepi jatuh pada 14 Maret 2021. Kata Nyepi sendiri berasal dari kata sepi atau hening. Maka dari itu, peringatan dilalui dengan situasi sepi dengan sejumlah aturan Nyepi.

Provinsi Bali, sebagai wilayah mayoritas penduduknya beragama Hindu, mengeluarkan kebijakan khusus selama perayaan Nyepi tahun ini. Pemprov Bali menginstruksikan untuk mematikan IPTV dan data seluler di wilayah Bali selama masa Nyepi. IPTV dan data seluler akan dinonaktifkan selama 24 jam. Tak hanya itu, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Bali bersama Pemprov menyepakati imbauan TV dan radio tidak bersiaran di masa Nyepi.

Memuliakan Alam

Sementara itu, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengajak umat Hindu memanfaatkan momentum Hari Raya Nyepi 2021 untuk memuliakan alam.

"Mari berikan jeda sejenak kepada alam agar kembali menata keseimbangan. Kita muliakan alam, maka alam akan memuliakan harkat dan martabat kemanusiaan," ujar Yaqut, Minggu.

Selain itu, Yaqut juga berharap seluruh umat Hindu di Tanah Air bisa menggali makna terdalam Hari Raya Nyepi kali ini, terutama selama menjalani Catur Brata Penyepian, yaitu Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungan, dan Amati Lelanguan.

"Temukan indahnya cahaya teduh sang diri dalam gelap dan hening menjalani Catur Brata penyepian, semoga menjadi lentera dalam menatap masa depan bangsa dan negara," kata dia.

Dalam menjalani Amati Geni, maka seluruh umat Hindu tidak boleh menyalakan api atau lampu. Simbol api dikaitkan dengan yang ada pada dalam diri, seperti kemarahan, iri hati dan pikiran yang tidak baik.

Kemudian, dalam menjalani Amati Karya, umat Hindu tidak boleh melakukan aktivitas apa pun di luar rumah termasuk bekerja. Hal tersebut bermakna evaluasi diri dalam kaitan dengan karya (kerja) merenung hasil kerja dalam setahun dan sebelumnya apakah sudahkah bermanfaat atau belum.

Selanjutnya dalam Amati Lelungan, umat Hindu tidak boleh melakukan perjalanan atau keluar rumah dan bermakna bahwa manusia harus mengevaluasi hubungan baik dengan Tuhan, alam, serta sesama manusia.

Sementara Amati Lelanguan, tidak boleh bersenang-senang saat perayaan Hari Raya Nyepi yang bertujuan untuk melakukan pemusatan pikiran terhadap Ida Sanghyang Widhi.

"Saya mengajak umat Hindu di Indonesia berdoa agar pandemi Covid-19 segera berakhir," kata Yaqut. n ags/ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara, Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top