Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Bilateral

Ukraina dan Inggris Teken Kerja Sama Keamanan untuk 10 Tahun

Foto : GINTS IVUSKANS/AFP

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky berbicara dalam sesi tanya jawab dengan perwakilan media internasional di Museum Sejarah Nasional Latvia, di Riga, Latvia, Jumat (12/1).

A   A   A   Pengaturan Font

ANKARA - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan Inggris dan negaranya menandatangani perjanjian kerja sama keamanan selama 10 tahun yang ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam unggahan Telegram, Jumat (12/1), Zelenskyy mengatakan setuju dengan Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, mengenai dukungan tahunan bagi Ukraina dan "kerja sama komprehensif" untuk meningkatkan potensi militer angkatan bersenjata dan keamanan serta memperkuat kompleks industri militer, lembaga negara, dan sistem publik.

Seperti dikutip dari Antara, Sabtu (13/1), dengan kerja sama itu, Kiev akan mencapai tingkat keamanan yang berdasarkan fakta keberadaannya akan mencegah Russia.

Masa perjanjian dengan Inggris ini adalah 10 tahun. Masa ini dapat diperpanjang- -dengan analogi dengan perjanjian keamanan serupa lainnya yang disepakati oleh para pemimpin global.

"Hari ini menjadi sejarah negara kami. Hari ini, kami memiliki perjanjian dengan Inggris, perjanjian keamanan yang telah kami kerjakan sejak lama. Ini adalah perjanjian bilateral pertama yang mengimplementasikan perjanjian Kelompok Tujuh mengenai jaminan keamanan Ukraina, perlindungan kita, dan pertumbuhan keamanan kita," sebut Zelenskyy.

"Terima kasih kepada Inggris dan secara pribadi kepada Tuan Perdana Menteri Sunak atas keutamaan dan kepemimpinannya," tambah dia.

Bantuan Ekonomi

Zelenskyy juga berterima kasih kepada negara-negara Baltik atas keputusan mereka dalam memasok senjata ke Ukraina, memberi bantuan ekonomi dan dukungan kepada Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO. Dalam pernyataan terpisah, Zelenskyy mengatakan telah bertemu dengan Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Pemulihan Ekonomi Ukraina, Penny Pritzker.

"Kunjungan ini merupakan sinyal kuat atas dukungan teguh terhadap negara kami. Tahun lalu merupakan tahun yang memecahkan rekor bagi perkembangan hubungan Ukraina-Amerika. Kami bertekad untuk terus menjaga dinamika ini," ujarnya.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, mengatakan pemerintahan Biden sedang dalam tahap akhir mempersiapkan paket bantuan terakhir untuk Ukraina jika Kongres gagal menyediakan lebih banyak dana.

"Pemerintah Inggris siap menerjunkan para instruktur militer ke Ukraina, sebagai kelanjutan dari latihan bagi militer angkatan bersenjata Ukraina yang diselenggarakan di Inggris atau negara Barat," kata Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps.

Sampai saat ini, Inggris dan negara-negara sekutunya tidak mengirim personel militer secara formal ke Ukraina untuk mengurangi konflik langsung dengan Russia.

Sebelumnya, Inggris memberikan latihan militer selama lima minggu kepada sekitar 20.000 tentara Ukraina dan berniat untuk melanjutkan latihan dengan jumlah yang sama pada tahap berikutnya.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Sunday Telegraph, Shapps mengatakan setelah ia bertemu dengan para pemimpin militer Inggris, ada rencana menawarkan pelatihan militer di Ukraina.

"Saya sudah berbicara hari ini mengenai kemungkinan untuk melaksanakan pelatihan tersebut di Ukraina juga. Terutama di negara Barat, saya kira ada peluang sekarang untuk melaksanakan pelatihan tersebut di dalam negara (Ukraina)," katanya.

Shapps berharap perusahaan Inggris seperti BAE Systems bersedia menindaklanjuti rencana itu dengan mendirikan pabrik senjata di Ukraina.

Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan ingin menjadikan industri pertahanan negaranya menjadi "pusat militer besar" dengan bekerja sama dengan produsen senjata Barat.

Tujuan keinginan itu, menurut Zelenskyy, adalah untuk meningkatkan pasokan senjata bagi Kiev untuk melakukan serangan balik terhadap Russia.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top