Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Terobosan Teknologi

Uji Coba Kapal Udara Google Harapan Bagi Transportasi Hijau

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Musibah Hindenburg pada 1937 membuat kapal udara (airship) tidak lagi dipandang sebagai alat transportasi udara. Kini dengan teknologi yang lebih baik dan penggunaan gas helium yang tidak mudah terbakar, beberapa startup melakukan uji coba untuk bisa menghidupkan kembali transportasi hijau ini.

Saat fajar menyingsing di Silicon Valley, dunia untuk pertama kalinya melihat Pathfinder 1 yang menjalani uji coba baru-baru ini. Kapal udara (airship) bertenaga listrik ini diharapkan oleh pembuatnya, LTA Research, memulai era baru perjalanan udara ramah iklim, dan mempercepat pekerjaan kemanusiaan yang dilakukan oleh pemberi dana salah satu pendiri Google, Sergey Brin.

Pesawat berwarna putih salju itu menggunakan teknologi drone seperti kontrol fly-by-wire, motor listrik dan penginderaan lidar. Ukurannya cukup besar dibandingkan pesawat yang ada saat ini. Panjangnya setara dengan panjang dari tiga Boeing 737. Dengan dimensi ini pesawat diharapkan mampu membawa berton-ton kargo hingga jarak sejauh ratusan mil.

"10 tahun perjuangan penuh darah, keringat, dan air mata, akhirnya rampung juga" kata CEO LTA Research, Alan Weston, kepada TechCrunch pada malam peluncuran Pathfinder 1. "Sekarang kita harus menunjukkan bahwa kapal udara ini sanggup terbang dengan andal dalam kondisi dunia nyata, dan kami akan memastikan itu," imbuh dia.

Serangkaian uji penerbangan yang semakin ambisius terbentang di depan, sebelum Pathfinder 1 dipindahkan ke Akron, Ohio, di mana LTA Research merencanakan kapal udara yang lebih besar, Pathfinder 3. Perusahaan ini pada akhirnya berharap untuk memproduksi serangkaian kapal udara untuk memberikan bantuan bencana ketika jalan raya dan bandara rusak, serta transportasi penumpang tanpa karbon.

Namun untuk tahun depan, pesawat raksasa ini tampaknya akan menjadi landmark Silicon Valley karena material dan sistem barunya secara metodis diterapkan dalam jarak yang sangat dekat dengan perusahaan seperti Google, Meta, dan Amazon.

"Saya gembira dengan potensi untuk tidak hanya membangun satu kapal udara, tetapi meletakkan dasar bagi banyak kapal udara yang akan dibangun," kata Weston. "Inovasi dan teknologi yang akan kami tunjukkan berpotensi menjadi landasan bagi industri baru," imbuh dia.

Pesawat Terbesar

Dengan dimensi panjang 124,5 meter, Pathfinder 1 mengerdilkan kapal udara Goodyear saat ini. Bahkan pesawat Stratolaunch raksasa yang dirancang untuk meluncurkan roket orbital, menjadi begitu kecil.

Ini adalah pesawat terbesar yang mengudara sejak kapal udara raksasa Hindenburg pada 6 Mei 1937 di Naval Air Station Lakehurst, Manchester Township, New Jersey, Amerika Serikat. Meskipun tampilannya mirip dengan pesawat naas itu dan masih menggunakan gondola penumpang yang dipasok oleh Zeppelin, Pathfinder 1 sebagian besar dibuat dari awal menggunakan material dan teknologi baru.

Untuk bisa terbang, kapal udara diisi dengan gas helium yang stabil dan bukan lagi hidrogen yang mudah terbakar sebagai gas pengangkat. Gas ini disimpan dalam 13 sel nilon ripstop raksasa dan dipantau oleh sistem laser lidar.

Kerangka kaku yang terdiri dari 10.000 tabung yang diperkuat serat karbon dan 3.000 hub titanium membentuk kerangka pelindung di sekitar sel gas, dikelilingi oleh kulit Tedlar sintetis yang ringan.

Dua belas motor listrik yang ditenagai oleh generator diesel dan baterai memungkinkan lepas landas dan mendarat secara vertikal. Generator ini pun dapat menggerakkan Pathfinder 1 dengan kecepatan hingga 65 knot (75 mph), meskipun penerbangan awalnya akan dilakukan dengan kecepatan yang jauh lebih rendah.

Saat uji coba, pesawat tersebut melayang tanpa suara dari hanggar era WW2 di Lapangan Moffett NASA dengan kecepatan amat lambat, dikendalikan oleh seutas tali yang dipegang oleh puluhan insinyur, teknisi, dan awak darat perusahaan tersebut.

Seluruh operasi dilakukan dalam kegelapan, bukan karena LTA Research menyembunyikan sesuatu, tetapi karena program uji terbang pesawat tersebut dimulai dengan sinar matahari pagi yang pertama.

Pelajaran pertama yang diharapkan para insinyurnya adalah bagaimana Pathfinder 1 memiliki sekitar satu juta kaki kubik helium dan kulit polimer tahan cuaca akan merespons efek pemanasan sinar matahari California.

"Kami memiliki metodologi canggih yang memungkinkan kami mereplikasi kondisi dunia nyata menggunakan tempat uji statis," kata Jillian Hilenski, insinyur mekanik senior di LTA Research. "Namun, uji penerbangan dinamis di atas kapal memberikan data terbaik tentang kesehatan dan efisiensi pesawat tersebut," tutur dia.

Pada awal September lalu, Federal Aviation Administration (FAA) mengeluarkan sertifikat kelaikan udara khusus untuk Pathfinder 1. Hal ini memungkinkan penerbangan uji di dalam dan sekitar Moffett Field dan Bandara Palo Alto di dekatnya, dan di bagian selatan Teluk San Francisco.

Uji coba tersebut awalnya akan dilakukan hanya beberapa meter dari permukaan tanah, dengan pesawat ditambatkan ke tiang tripod bergerak. Ini akan diikuti dengan manuver sederhana di sekitar Moffett Field, sebelum serangkaian penerbangan melintasi Teluk.

"Keuntungan melaju di atas air sangat banyak," kata Weston. "Pertama-tama, saat Anda keluar dari Moffett Field, udara di Teluk lebih lancar dibandingkan di tempat lain. Itu sangat penting. Dan lalu lintas di permukaan tidak terlalu padat, jadi itu juga merupakan nilai tambah yang besar," papar dia.

Keselamatan adalah prioritas utama Weston saat ia berupaya memperkenalkan kembali kapal udara kaku ke langit Amerika utara dan pada akhirnya ke dunia. Sebanyak 50 penerbangan pertama Pathfinder 1 yang tercakup dalam sertifikat FAA akan memungkinkan penerbangan tidak lebih tinggi dari 1.500 kaki, dan akan menggunakan dua pilot, bukan satu pilot yang dirancang untuk dibutuhkan oleh pesawat tersebut.

"Saya dapat menghitung dengan tangan saya sendiri jumlah perusahaan yang berada di wilayah yang lebih ringan dari udara, dan kita semua akan mengalami banyak kerugian jika ada yang mengalami masalah serius," kata dia.

Weston mengatakan LTA Research bekerja sama dengan FAA untuk memastikan bahwa apa pun yang dibuat perusahaannya memiliki jalur yang aman dan masuk akal menuju sertifikasi penuh.

"Penerbangan perdana terakhir pesawat seperti ini adalah Graf Zeppelin II pada tahun 1938," ujar dia saat sesi wawancara. "FAA bahkan belum ada pada saat itu," lanjut dia. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top