Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis
Masa Pandemi - Jangan Sampai Sekolah Menjadi Klaster Baru

Tunda Dulu Sekolah Tatap Muka

Kota Surabaya menyelenggarakan simulasi sekolah tatap muka

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Jika kasus Covid-19 meningkat signifikan, sebaiknya pemerintah menunda pembukaan sekolah tatap muka. Peringatan ini disampaikan Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Heru Purnomo, di Jakarta, Senin (7/12).

Sebab Heru memprediksi bakal terjadi peningkatan kasus Covid-19 secara signifikan di provinsi atau kabupaten/kota. Padahal sejumlah pemerintah daerah berencana membuka sekolah tatap muka mulai Januari 2021. "Ini untuk mencegahsekolah menjadi klaster baru penularan Covid-19. Jika kasus meningkat signifikan, pemerintah sebaiknya menunda membuka sekolah tatap muka," ujar Heru Purnomo.

Dia menuturkan, aktivitas Desember ini seperti pemilihan kepala daerah serentak, cuti bersama, dan libur akhir tahun, bisa menjadi pemicu kenaikan kasus Covid-19. Heru minta pemerintah daerah menjamin kesehatan dan keselamatan tenaga kependidikan dan siswa di masa pandemi Covid-19.

Satuan Gugus Tugas Covid-19 daerah wajib memastikan ada tidaknya peningkatan kasus setelah pilkada serentak, cuti bersama dan liburan akhir tahun 2020. "Untuk itu, pemerintah perlu mempertimbangkan usulan agar pembukaan sekolah tatap muka mulai Januari dibatalkan," jelasnya.

Ketua Bidang Advokasi Guru Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G), Imam Z Haeri, minta agar para wali kelas dan kepala sekolah mulai meningkatkan komunikasi dengan orang tua siswa. Menurutnya, intensitas komunikasi di masa pandemi dan liburan penting dalam rangka saling mengawasi aktivitas siswa.

Sedang Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Iwan Syahril, menegaskan bahwa Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada Januari 2021 tak bersifat wajib. Sekolah hanya boleh menggelar PTM jika memenuhi persyaratan. Jangan sampai PTM menimbulkan klaster baru.

STM Surabaya

Sementara itu, sebanyak 14 SMP negeri dan swasta Surabaya mulai menggelar simulasi sistem pembelajaran campuran atau kombinasi tatap muka di sekolah dan daring, Senin (7/12). Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Supomo, simulasi sebagai persiapan sekolah tatap muka (STM) masa pandemi Covid-19.

"Simulasi untuk mendapat gambaran, bila nanti sekolah dibuka," kata dia. Supomo menjelaskan, ada ketentuan-ketentuan dalam proses belajar mengajar tatap muka masa pandemi. Di antaranya, pelajar harus sehat. Sebelumnya telah mengikuti swab, negatif. Ketentuan ini berlaku pula bagi seluruh tenaga pendidikan.

Ada juga persetujuan orang tua dan komite sekolah. Dalam melaksanakan simulasi STM, dia juga melibatkan lembaga kesehatan. Menurut Supomo, ini rencananya dilaksanakan hingga 14 hari ke depan. Dipraktikkan juga pelajar keluar masuk kelas maupun ke kamar mandi dan istirahat. "Ini agar benar-benar bisa mengendalikan penyebaran Covid," katanya. Simulasi diikuti wilayah Surabaya barat, pusat, utara, selatan dan timur.

Kepala SMPN 1 Surabaya, Akhmad Suharto, menambahkan, simulasi STM sudah mewajibkan siswa yang hadir sehat dan telah swab (negatif)."Guru-gurunya di bawah 50 tahun," ujar Akhmad. Ada 18 murid mengikuti simulasi langsung. Lainnya lewat daring di rumah. n ruf/SB/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top