Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebocoran ONWJ I Pertamina Berupaya Kurangi Dampak Percemaran Lingkungan

Tumpahan Minyak Ancam Tambak

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Para petambak ikan mengaku merugi karena tangkapan ikannya menurun akibat pencemaran air laut pesisir Karawang, Jawa Barat.

JAKARTA - Para petambak ikan di Karawang, Jawa Barat terancam kehilangan hasil tambaknya sebagai dampak dari pencemaran akibat bocornya pipa dari sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ). Pencemaran itu terjadi karena gumpalan minyak terdorong oleh arus gelombak laut hingga menyentuh area tambak.

Selain mengancam hasil tambak, menurut Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat, Meiki Parndong, juga mengganggu aktivitas nelayan. Nelayan terpaksa mencari ikan di area yang tidak terkena pencemaran. Artinya, harus bertolak ke tempat yang jauh. Selain ongkosnya yang besar karena cost untuk bahan bakar, kualitas tangkapan juga semakin menurun

Karena itu, Meiki mendesak Pertamina untuk segera mengatasi kecelakaan ini karena dampaknya berpotensi meluas di laut utara Jawa. "'Saat ini angin laut sangat kencang, apalagi di laut utara yang terkenal sangat kencang,"tegas Meiki di Jakarta, Rabu (24/7).

Lebih lanjut, Meiki secara tegas menyoroti minimnya upaya mitigasi bencana oleh operator Blok ONWJ. Semestinya dalam standar operasional prosedur (SOP) kerjanya juga memuat upaya mitigasi. Maksudnya, bagaimana supaya dampak yang ditimbulkam oleh suatu kecelakaan tidak meluas hingga sampai di pantai.

Menurut Meiki kondisi ini akibat dari belum seriusnya Pemerintah melakukan diversifikasi energi dari fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT). Apabila pemerintah memberikan perhatian terhadap pengembangan EBT maka ekplorasi energi fosil dari sumur bisa ditekan sehingga risiko kebocoran pipa bisa dikurangi.

Pemerhati lingkungan ini mengatakan, kasus bocornya pipa ini sudah yang kesekian kalinya. Ini harus menjadi momen bagi negara untuk meningkatkan pemanfaatan energi yang lebih ramah lingkungan. "Pemerintah harus berani keluar dari kebiasaan menggunakan energi kotor untuk menggunakan energi bersih," tutur Meiki.

Sementara itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) masih mendalami kasus ini. KKP masih berkoordinasi untuk mengetahui secara pasti tentang dampak yang disebabkan oleh pencemaran minyak tersebut."Nanti kami akan koordinasikan dengan mereka, jika benar dampaknya hingga ke seluruh laut Utara Jawa," tegas Dirjen Perikanan Tangkap KKP M. Zulficar Mocthar.

Koalisi Rakyat Untuk hak Atas Air (Kruha), Muhammad Reza mengatakan, kejadian ini merupakan kontrak dari permintaan presiden bahwa tidak membangun infrastruktur di area rawan bencana. Namun, yang dibangun seperti sarana ekplorasi migas ini dibangun di daerah rentan penduduk sekitar pesisir pantai.

Minimalisir Risiko

Selain melaklukan pembersihan di sekitar pantai terdampak, menurut Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Fajriyah Usman mengungkapkan perusahaan berupaya mengurangi dampak terhadap lingkungan di sekitar sumur YYA-1.

"Caranya dengan memasang oil boom di 8 muara sungai yaitu Sungai Buntu, Muara Cemara Jaya, Muara Pelangi, Muara Singkih, Muara Tangkorak, Pantai Sedari, Tambak Sari, Anak Sungai Sedari dengan melibatkan masyarakat setempat,"terang Fajriyah.

Pertamina juga mengerahkan 27 Kapal yang dilengkapi dengan Oil Boom dan dispersant disekitar anjungan YYA dan titik-titik yang terindikasi terdapat oil spill di laut. ers/E-12

Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top