Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kehidupan Bermasyarakat

Tumbuhkan Semangat Toleransi Anak dari Keluarga

Foto : Istimewa

Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Keluaga sangatlah penting dalam membentuk seorang anak tumbuh dengan semangat toleransi yang kuat. Pembentukan kepribadian anak, harus fokus pada keluarga berkualitas. Untuk itu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sangat konsern dengan keluarga yang berkualitas.

"BKKBN sangat konsern dengan keluarga yang berkualitas. Diharapkan keluarga menjadi pondasi dalam membangun toleransi dan menguasai religiusitas," kata Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo pada seminar web dengan tema Pancasila dalam Tindakan: Keluarga Beragama, Keluarga Berbudaya, Keluarga Produktif, di Jakarta, Jumat (10/7).

Menurut siaran pers yang diterima Koran Jakarta, Jumat (10/7), seminar yang digelar oleh Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi dan Jaringan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini diikuti lebih dari 200 peserta.

Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengatakan toleransi beragama tidak bisa hanya ada dalam pelajaran agama, tetapi perlu pelajaran di tingkat bawah seperti Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) seperti pelajaran budi pekerti, yang di dalamnya dimasukkan pemahaman moderasi beragama.

Dipengaruhi Lingkungan

Menag mengatakan keluarga sangat dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu teman, tetangga, guru, hingga rumah ibadah. Untuk itu Kementerian Agama membuat konsep tentang moderasi beragama yang mana cara pandang tengah yang tidak ada pertentangan dengan yang lain.

"Kosep tentang moderasi beragama adalah cara pandang beragama dengan cara tengah tanpa mempertentangkan yang lain," jelasnya.

Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo menjelaskan keluarga sangatlah penting karena disanalah sebuah negara awalnya dibentuk. "Keluarga sangatlah penting karena di sana negara dibentuk, sehingga keluaga merupakan modal dasar atau basis dalam penanaman nilai Pancasila," jelas Benny.

Di era digitalisasi ini Benny menjelaskan keluarga berperan penting dalam penggunaan media sosial olah generasi milenial yang jika tidak digunakan dengan bijaksana maka akan berdampak negatif. "Orang tua harus mengontrol dan membantu memfilter anak-anak dalam penggunaan media sosial. Agar informasi yang masuk tidak dikonsumsi mentah-mentah," jelasnya.

Ketua TP PKK Jawa Tengah, Siti Atikoh menjelaskan hal senada bahwa orang tua adalah teladan utama bagi anak. "Penting bagi orang tua mencontohkan hal yang patut diteladani oleh anak, karena anak akan mengkopi perilakunya" jelasnya.

Atikoh menjelaskan aspirasi anak harus didengarkan, menerapkan pola asuh yang demokratis harus diutamakan. "Aspirasi anak harus didengarkan, menerapkan pola asuh yang demokratis sehingga anak menghargai perbedaan pendapat dan keputusan yang diambil," jelasnya.

Selain itu, Atikoh menambahkan literasi digital harus terpenuhi dan orang tua wajib mengawasi dan bahkan berteman di media sosial.

Plt Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan, FX Adji Samekto menjelaskan berketuhanan dan berkebangsaan adalah dua hal yang sama pentingnya dan tidak boleh saling ditabrakkan.

Kepala BPIP Yudian Wahyudi menekankan yang penting dan harus menjadi fokus adalah bergotong royong, kerja sama, dan berkoperasi. "Menjadi fokus adalah gotong royong dan peduli terhadap sesama, kerja sama, dan koperasi," jelas Yudian. n mar/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top