Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea l Delegasi Korsel dan Korut Kembali Bertemu di Panmunjom

Trump Terima Surat dari Kim

Foto : AFP/Bryan R Smith

Pertemuan Bilateral l Utusan khusus dari Korut, Jenderal Kim Yong-chol (kiri), saat bertemu dengan Menteri Luar negeri AS, Mike Pompeo, di New York, AS, Kamis (31/5). Pertemuan antara Pompeo dan Kim Yong-chol ini untuk misi menyelamatkan KTT AS-Korut.

A   A   A   Pengaturan Font

Pemimpin Korut, Kim Jong-un, telah menulis surat pada Presiden AS, Donald Trump. Surat yang disampaikan oleh ajudan kepercayaan Kim Jong-un yaitu Kim Yong-chol, diduga berisi soal upaya menyelamatkan KTT AS-Korut.

WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, diwartakan pada Jumat (1/6) telah menerima surat dari pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un. Surat itu dilayangkan ditengah semakin gencarnya persiapan rencana pertemuan tingkat tinggi AS-Korut.

Surat dari Kim Jong-un itu disampaikan oleh salah satu jenderal kepercayaannya yang bernama Kim Yong-chol yang saat ini telah berada di AS dan telah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, di New York. Isi dari surat itu diperkirakan terkait dengan pertemuan tingkat tinggi AS-Korut.

"Dibutuhkan sebuah kepemimpinan yang berani dari pemimpin Korut untuk meraih kesempatan yang amat jarang ini untuk mengubah sejarah dunia," kata Menlu Pompeo. "Saya percaya Presiden Trump dan pemimpin Kim Jong-un bisa membuat keputusan yang berani dalam beberapa pekan atau bulan mendatang karena kita punya kesempatan menjalaninya," imbuh dia.

Saat ditanya soal progres persiapan KTT AS-Korut di Singapura, Menlu Pompeo menjelaskan bahwa saat ini dua negara sedang menghadapi tantangan yang teramat sulit dan tak boleh membuat kesalahan. Ditegaskan oleh Pompeo sejauh ini persiapan maupun perundingan telah berada di jalur yang benar dan sepertinya Korut sudah siap untuk menjawab tuntutan AS bagi denuklirisasi.

Sementara itu dari Korut dikabarkan bahwa Kim Jong-un kembali menegaskan komitmennya atas denuklirisasi dengan harapan akan terjadi gebrakan diplomatik setelah pekan lalu Presiden Trump mengancam akan membatalkan rencana pertemuan tingkat tinggi yang agendanya digelar di Singapura pada 12 Juni mendatang.

Karena hal yang tak terduga itu, para diplomat dari dua negara segera mengintensifkan pertemuan dan pada puncaknya terjadi pertemuan antara Pompeo dan Kim Yong-chol.

Pada saat bersamaan Menteri Luar Negeri Russia, Sergei Lavrov, melakukan kunjungan ke Korut dan bertemu dengan Kim Jong-un. "Keinginan Korut bagi denuklirisasi di Semenanjung Korea masih belum berubah, konsisten, dan tak bisa diubah lagi," demikian tulis kantor berita KCNA pada Kamis (30/5) saat mewartakan kedatangan Menlu Russia.

Washington DC saat ini mempermasalah konteks denuklirisasi sebagai imbalan jaminan keamanandan perlunakan sanksi yang dituntut Korut apakah sepadan dengan harapan AS yang menginginkan perlucutan program nuklir secara menyeluruh.

Pertemuan Antar-Korea

Selain terjadi pertemuan antara Menlu Mike Pompeo dan Jenderal Kim Yong-chol di New York, AS, di Korea juga pada Jumat (1/6) terjadi pertemuan antara pejabat tinggi Korea Selatan (Korsel) dan Korut di Desa Panmunjom.

Pertemuan antara Korsel dan Korut ini membahas upaya perbaikan hubungan bilateral serta rencana KTT AS-Korut di Singapura. Pertemuan di Panmunjom ini dipercepat dari rencana setelah secara tak terduga Kim Jong-un kembali melakukan pertemuan dengan Presiden Korsel, Moon jae-in di Panmunjom pada Sabtu (26/5) pekan lalu.

Dalam pertemuan antara delegasi Korsel dan Korut pada Jumat kemarin, dibahas soal kelanjutan pertemuan bilateral antara tingkat pejabat militer, serta pertemuan dengan Palang Merah yang membahas reuni keluarga Korea yang agendanya digelar pada 22 Juni mendatang.

Dibahas juga soal rencana mengirim delegasi atlet Korea bersama yang akan ikut ajang Asian Games di Jakarta, Indonesia, pada Agustus mendatang. Inisiatif ini untuk melanjutkan tradisi pengiriman atlet bersama seperti pernah terjadi pada ajang Olimpiade Musim Dinging Pyeongchang 2018 lalu.


AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top