Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea l Pyongyang Luncurkan Misil Untuk Ketiga Kalinya

Trump Tak Masalahkan Misil Korut

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Korut kembali meluncurkan misil jarak pendek pada Jumat dini hari. Walau sudah tiga kali Korut melakukan provokasi, Presiden AS, Donald Trump, tak mempermasalahkan dan meresponsnya sebagai hal yang biasa saja.

SEOUL - Pihak militer Korea Selatan (Korsel) melaporkan bahwa Korea Utara (Korut) telah kembali melakukan uji coba misil ketiga dalam kurun waktu delapan hari terakhir. Menyikapi serangkaian peluncuran misil itu, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan dirinya tak akan memasalahkan provokasi yang dilancarkan oleh Pyongyang itu.

"Korut menembakkan dua misil jarak pendek dari pantai timurnya pada Jumat (2/8) dini hari yang kemudian jatuh ke laut," kata Kepala Staf Gabungan Korsel dalam sebuah pernyataan.

Korut yang memiliki senjata nuklir, dilarang melakukan uji coba misil balistik berdasarkan resolusi PBB dan serangkaian peluncuran misil dalam sepekan terakhir telah menuai kecaman dari anggota Dewan Keamanan Eropa. Akan tetapi tanggapan yang amat kontras justru datang dari Trump, yang telah bertemu dengan pemimpin Korut Kim Jong-un, sebanyak tiga kali.

"Saya tidak akan memasalahkan itu. Kilta lihat saja apa yang akan terjadi, tetapi (peluncuran) misil jarak pendek itu masih biasa saja," ucap Presiden Trump kepada wartawan ketika meninggalkan Gedung Putih untuk melakukan kunjungan kerja ke Ohio.

Saat terakhir bertemu di zona demiliterisasi yang membagi Semenanjung Korea, Kim Jong-un dan Trump setuju untuk melanjutkan pembicaraan denuklirisasi. Namun hingga Saat ini dialog tingkat kerja belum dimulai sama sekali.

Saat ini Pyongyang sangat gusar atas rencana latihan militer gabungan AS-Korsel yang akan dimulai pekan minggu depan, dan para analis mengatakan peluncuran itu dimaksudkan untuk meningkatkan tekanan terhadap Washington DC.

Sebelumnya Pyongyang telah dua kali meluncurkan misil balistik jarak pendek yang diklaimnya sebagai misil pemandu berkaliber besar yang baru dikembangkan.

Menurut Jean Lee dari Wilson Center di Washington DC, Kim Jong-un telah berusaha untuk menciptakan rasa urgensi di Semenanjung Korea untuk dalam negosiasi nuklir yang akan dilanjutkan. "Ini adalah jawaban Kim Jong-un atas pernyataan Trump bahwa ia tidak akan terburu-buru untuk menegosiasikan kesepakatan nuklir," kata Lee.

Kekhawatiran UE

Peluncuran kembali misil oleh Korut dikecam oleh negara-negara anggota Uni Eropa (UE) di Dewan Keamanan PBB dan mereka menyatakan kekhawatiran bahwa Pyongyang sedang mengembangkan senjata yang lebih maju.

Dalam seruannya, Inggris, Prancis dan Jerman mendesak Korut untuk mengambil langkah konkret menuju denuklirisasi yang lengkap, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah, serta untuk terlibat dalam negosiasi yang bermakna dengan AS sebagaimana disepakati antara Presiden Trump dan Kim Jong-un pada 30 Juni lalu.

"Upaya serius oleh Korut untuk terlibat kembali secara diplomatis dan membuat kemajuan dalam denuklirisasi adalah cara terbaik untuk menjamin keamanan dan stabilitas di Semenanjung Korea, serta masa depan yang lebih cerah bagi rakyat Korut," demikian pernyataan bersama negara-negara Eropa.

Dalam seruannya, UE pun secara konsisten menyuarakan perlucutan senjata nuklir Korut. "Sanksi internasional harus tetap ada dan ditegakkan sepenuhnya sampai program misil balistik dan nuklir Korut dibongkar. Sangat penting bahwa Dewan Keamanan PBB menunjukkan persatuan dalam menegakkan resolusi," pungkas kata pernyataan bersama negara-negara Eropa. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top