Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perang Dagang

Trump Beri Sinyal Menunda Batas Akhir Kenaikan Tarif

Foto : AFP/ WU HONG

SAMBUT DELEGASI AS - Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi (kiri) menyambut kedatangan Wakil Presiden Eksekutif dan kepala Urusan Internasional di Kamar Dagang AS, Myron Brilliant, di Beijing, Selasa (19/2).

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan meskipun materi perundingan dagang dengan Tiongkok cukup rumit, namun proses pembahasan berjalan dengan sangat baik.

Pernyataan itu menjadi pertanda bahwa AS bersedia menunda batas waktu pemberlakuan kenaikan tarif impor terhadap produk-produk Tiongkok pada 1 Maret mendatang. Para juru runding kedua negara kembali memulai perundingan yang bertujuan mengakhiri perang tarif yang telah merugikan perdagangan dua ekonomi terbesar di dunia itu.

"Saya kira pembicaran berjalan sangat baik, tapi diskusi itu memang sangat kompleks," kata Trump di sela-sela sebuah acara di Gedung Putih, Washington DC, Selasa (19/2). Setelah perundingan putaran ketiga berakhir di Beijing tanpa kesepakatan, Jumat (15/2), Trump menyarankan agar batas waktu gencatan perang tarif diperpanjang untuk membantu kesepakatan tercapai.

Jika itu tidak dilakukan, AS akan menaikkan tarif impor atas barang-barang Tiongkok lebih dari dua kali lipat, senilai 200 miliar dollar AS. "Saya tidak bisa memberi tahu Anda secara pasti tentang waktu. Tanggal tersebut bukan tanggal ajaib karena banyak hal terjadi. Kita akan lihat apa yang terjadi," ujarnya pada wartawan.

Jawaban itu memberi semangat baru bagi investor dan mendorong harga saham AS naik, serta meningkatkan kepercayaan karena kedua pihak memilih untuk menghindari konflik. Sementara itu, pasar saham di London, Frankfurt, dan Tokyo juga turut menguat.

Para pejabat senior kedua negara akan mengadakan putaran pembicaraan pada Kamis dan Jumat, setelah pertemuan pendahuluan oleh pejabat yang lebih rendah, Selasa.

Pejabat AS menuduh Beijing telah berusaha mendominasi industri global lewat praktik perdagangan tidak adil, termasuk dugaan pencurian hak kekayaan intelektual, dan Washington juga telah menuntut pengurangan defisit perdagangan AS dengan Tiongkok.

Kurs Yuan

Bloomberg melaporkan, Gedung Putih juga menuntut komitmen dari Tiongkok untuk menjaga yuan terdepresiasi terhadap dollar AS, yang akan menangkal dampak dari tarif impor AS.

Menurut Kepala Ekonom di Institute for International Finance, Robin Brooks, penurunan enam persen yuan terhadap dollar AS dapat menangkal dampak dari dua putaran tarif AS senilai 250 miliar dollar AS pada barangbarang Tiongkok. "RMB secara signifikan masih rendah," kata Brooks.

AFP/SB/AR-2

Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top