Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea

Trump akan Kunjungi Korea Selatan

Foto : AFP/Nicholas Kamm

Donald Trump

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, diagendakan akan singgah ke Korea Selatan (Korsel), dalam perjalanannya untuk menghadiri pertemuan puncak (KTT) G20 di Osaka, Jepang, pada 28-29 Juni mendatang.

Lewat pernyataan Gedung Putih yang dikeluarkan Rabu (15/5), dalam kunjungannya ke Korsel, Presiden Trump akan bertemu dengan Presiden Moon Jae-in, terkait upaya mereka untuk membujuk Korea Utara (Korut) untuk meninggalkan persenjataan nuklir.

Pertemuan Trump-Moon ini akan menjadi yang kedua kalinya sejak kegagalan pembicaraan kesepakatan denuklirisasi AS dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un, pada Februari lalu, di Hanoi, Vietnam.

"Presiden Trump dan Presiden Moon akan melanjutkan koordinasi erat mereka dalam upaya untuk mencapai denuklirisasi final di Korut yang sepenuhnya bisa diverifikasi," demikian pernyataan Gedung Putih.

Presiden Moon yang telah lama menjalin hubungan dengan Korut dan menjadi mediator dalam proses perundingan antara Trump dan Kim Jong-un. Upaya Moon tak sia-sia karena ia berhasil mempertemukan pemimpin AS dan Korut untuk pertama kalinya di Singapura pada Juni tahun lalu.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Kepresidenan Korsel mengatakan bahwa kedua pemimpin itu akan membahas bagaimana menciptakan perdamaian yang langgeng melalui denuklirisasi seutuhnya di Semenanjung Korea, tak hanya di Korut saja.

Istilah "denuklirisasi di Semenanjung Korea" kerap digunakan dalam pernyataan bersama yang ditandatangani oleh Trump dan Kim Jong-un setelah pertemuan puncak pertama mereka di Singapura. Akan tetapi istilah tersebut interpretasi yang luas sehingga dalam prosesnya menjadi penghambat dimana kedua kubu memiliki makna tersendiri.

Di masa lalu, Pyongyang berpendapat bahwa makna itu harus mencakup penghapusan payung nuklir AS terhadap Korsel dan pemulangan 28.500 tentara AS yang ditempatkan di Negeri Ginseng.

Saat Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengunjungi Russia pekan ini, Menteri Luar Negeri Russia, Sergei Lavrov, mengatakan bahwa pemimpin di Korut juga mengharapkan jaminan keamanan terhadap negara mereka sebagai imbalan denuklirisasi dan konsep denuklirisasi harus diperluas di seluruh wilayah Semenanjung Korea.

Upaya Moon

KTT Hanoi antara Trump dan Kim mengalami kekacauan setelah kedua pemimpin itu gagal menyetujui apa yang akan Pyongyang berikan sebagai imbalan atas diperlunaknya sanksi yang diterapkan atas program nuklir dan misil Korut.

Sejak itu, Presiden Moon telah berusaha menyelamatkan proses diplomasi antara kedua pemimpin itu, hingga ia harus terbang ke Washington DC bulan lalu untuk pertemuan singkat dengan Trump.

Usaha Moon sejauh ini terbukti sia-sia, apalagi setelah Pyongyang meningkatkan tekanan pada awal bulan ini dengan meluncurkan sejumlah misil jarak pendek yang pertama kalinya sejak dihentikan pada November 2017.

Korut telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka dapat mengambil pendekatan yang berbeda jika Washington DC tidak mengubah sikapnya mengenai sanksi pada akhir tahun ini.

Dalam sebuah langkah yang dapat memicu ketegangan lebih lanjut, AS mengumumkan penyitaan kapal kargo Korut karena melanggar sanksi internasional, yang dikecam oleh Pyongyang sebagai tindakan melanggar hukum dan amat keterlaluan. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top