Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
The Revolutionary

Tren Potongan Rambut Pria 2019

Foto : koran jakarta/ Gemma F Purbaya
A   A   A   Pengaturan Font

Perkembangan barbershop yang tumbuh pesat di Indonesia bersamaan tingginya minat pria urban dalam mengubah tatanan rambutnya sesuai karakter mereka. Namun hal itu tidak pula mempengaruhi para pria ini untuk mengikuti perkembangan tren stylist dunia.

Tahun lalu, tren tatanan rambut klasik yang rapi serta mudah diatur menjadi booming di 2017 dan 2018. Tetapi kali ini, tatanan rambut klasik itu telah beralih ke arah yang lebih modern dengan potongan yang unik dan dapat memberikan kesan muda serta menarik dan menjadi pilihan pria urban saat ini.

Potongan rambut yang modern dan unik itulah yang mendasari Chief Barber and Supplies Co dalam memilih tren gaya rambut pria 2019 bertajuk The Revolutionary.

Menurut Fatsi Anzani Hakim, Director Chief Company, tren gaya rambut ini dipilih karena pria urban menginginkan perubahan tatanan gaya rambut klasik mereka tanpa meninggalkan karakter pribadi mereka.

"Berdasarkan survei yang dilakukan Chief Company hingga Januari 2019 pada 1.100 responden, menyatakan 87 persen pria urban ingin mengubah gaya rambut mereka namun sungkan karena tidak berani untuk bereksplorasi," katanya.

Maka dari itu, hadirnya tren gaya rambut pria 2019 The Revolutionary ini dapat memenuhi kebutuhan pria urban yang ingin mengubah tatanan gaya rambutnya, semakin bebas berekspresi dan tetap mengikuti perkembangan zaman.

The Revolutionary mengambil perkembangan gaya tatanan rambut dari traditional cut, classic, nouveau, renaissance dan contemporary. Sebelumnya, gaya tatanan rambut itu mengusung gaya potongan fade dan taper dengan kesan rapi, klimis dan pendek pada bagian bawah serta samping kepala, namun dibiarkan tetap panjang pada sisi atasnya dan tetap mendapatkan kesan lebih muda, trendi dan cool, meskipun terlihat rebel dan berkelas.

Ada tiga tatanan rambut yang menjadi pilihan tren gaya rambut 2019 yang sesuai konsep The Revolutionary, yaitu Deconstructed Quiff,Blunt Fringe dan Asymetrical Long Sweep. "Ketiga tatanan rambut ini kami pilih sebagai rekomendasi bagi pria urban Indonesia bukan semata mengikuti tren yang tengah berkembang, melainkan untuk lebih mempertegas karakter pria urban yang modern, ekspresif dan kreatif, termasuk dalam menata rambut," kata Oky Andries, Marketing Director Chief Company.

Deconstructed Quiff, potongan rambut untuk pria yang menginginkan rambut terlihat natural dan tidak klimis, namun juga bisa terakomodir dengan potongan low fade atau taper. Sentuhan akhirnya akan tampak natural dengan potongan tekstur di bagian atas yang dapat dilengkapi pula oleh pengaplikasian produk perawatan rambut seperti clay atau pomade.

Sementara Blunt Fringe adalah potongan rambut berponi dengan tekstur yang dibuat sedemikian rupa di bagian atasnya. Dibandingkan gaya potongan rambut lainnya, Blunt Fringe akan menjadi yang paling populer.

"Pertumbuhan potongan rambut ini begitu signifikan, dari yang hanya 1 persen di awal 2018 menjadi 7 persen di awal 2019 ini. Makanya kami percaya diri bahwa Blunt Fringe akan menjadi tren di 2019 ini," ungkap Fatsi.

Sedangkan Asymmetrical Long Sweep, kolaborasi antara tekstur yang ditambahkan sedikit dengan aksen sepertidesain garis yang menjadi awal bagi para barber untuk mengeksplorasi.

"Gaya tatanan dan potongan rambut pria saat ini sudah tidak lagi hanya terbatas pada rapi, klimis dan cepak, melainkan pria urban yang dapat mengubah satu potongan rambut dengan berbagai gaya rambut sesuai dengan karakternya," tutup Josh Lamonaca, Head of Education of Menspire UK yang kebetulan menjadi International Guest Star Barberlyfe Indonesia Vol. 2 di Jakarta, yaitu suatu platform edukasi barber offline Internasional pertama di Indonesia di mana para barber khususnya, memperoleh informasi terbaru mengenai tren gaya rambut pria di seluruh dunia. gma/R-1

Konsultasi untuk Potongan Rambut Terbaik

Berbeda dengan gaya potongan rambut umumnya, The Revolutionary tidak memiliki kriteria khusus untuk mengaplikasikannya pada pria urban. Diutarakan Fatsi, itu disebabkan karena setiap orang memiliki karakteristik berbeda. Namun, jika memutuskan untuk menggunakan salah satu dari tiga gaya rambut ini, ada baiknya untuk mengonsultasikannya pada barber dahulu.

"Yang pertama, konsultasi karena barber akan menjelaskan dan mengajak diskusi tentang gaya rambut tersebut. Karena ketiga gaya rambut ini relatif, namun ada kesempatan untuk para barber dan konsumer bereksplorasi mengenai tatanan rambut itu dari norma yang sudah ada," katanya.

Ketika seseorang yang memotong rambutnya di barbershop namun tidak mendapatkan potongan sesuai keinginannya, dikatakan karena kurangnya ada komunikasi antara barber dan konsumen sehingga tidak meraih kesepakatan. Sebagai barber, tidak boleh asal mengikuti keinginan konsumen untuk memiliki potongan rambut yang tidak sesuai karakteristik dirinya.

Namun, ia harus mengedukasi dan menjelaskan ke konsumen mengenai hal tersebut hingga meraih kesepakatan. "Sebagai barber dapat bilang kalau potongan rambut yang ia inginkan itu tidak sesuai karakteristiknya dan berikan opsi lain," tutur Lamonaca. gma/R-1

Tren Hotel Kapsul ala Jepang

Di tengah masyarakat urban yang ingin sesuatu serbacepat dan simpel, hal itu mempengaruhi berbagai aspek, terutama dalam beraktivitas dan memperoleh kenyamanan. Terinspirasi dari Jepang, kini hotel kapsul pun mewabah di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Hotel kapsul merupakan hotel yang menyediakan kamar dalam ukuran sempit dan hanya memuat satu orang. Di Jepang hotel kapsul telah ada sejak 1979 ketika orang-orang berniat menaiki kereta pagi dan tidak ingin terlambat.

"Dari sisi backpacker dan consumer, hotel kapsul merupakan solusi argonomis dan simpel. Karena kalau di hotel biasa, biasanya mereka membayar satu kamar untuk dua orang. Di hotel kapsul, mereka hanya membayar untuk dirinya sendiri sehingga lebih menguntungkan," kata Rudy Josano, Direktur Capsule Indonesia.

Di Indonesia, hotel kapsul masih belum dikenal sehingga masih belum banyak keberadaannya. Padahal tren wisatawan saat ini cenderung mencari tempat peristirahatan yang simpel, sesuai mobilitas masyarakat saat ini yang serbacepat.

Rudy memaparkan, ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih hotel kapsul, yaitu mulai dari mempertimbangkan fasilitas kebersihan, kenyamanan dan lokasi karena hal itu justru sangat membantu akses para pengunjung yang menginap terutama wisatawan.

Seperti yang sudah dijelaskan, harga hotel kapsul pun cenderung murah dibandingkan hotel konvensional dikarenakan hanya bayar untuk satu orang. Untuk kategorinya pun beragam, ada yang dapat disewa sehari penuh, 6 jam, 9 jam ataupun 12 jam, sesuai kebutuhan.gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top