Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
FIRE Movement

Tren Pensiun Ketika Usia 30 dan 40-an

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pensiun biasanya dilakukan ketika seseorang tengah berada di usia 60 dan 70-an. Namun bukan berarti seseorang tidak melakukan pensiun lebih awal. Kini sebuah gerakan (movement) bernama FIRE (Financial Independence, Retire Early atau Keuangan Mandiri, Pensiun Dini) tengah berkembang, dengan orang-orang yang berhenti dari pekerjaannya di usia 30 dan 40-an.

Menurut Karsten Jeske, yang memutuskan pensiun di usia 44 tahun pada CNBC mengatakan bahwa pensiun dini sebenarnya sangat mudah dilakukan oleh siapa saja. Namun, orang-orang harus tetap memikirkan risiko yang didapatkan dari pensiun dini ini, seperti bagaimana bisa dapat membayar tagihan-tagihannya.

Biasanya pun, mereka akan mendapatkan bayaran yang diterima berdasarkan berapa lama mereka bekerja. Ia melakukan pensiun dini pada 2008 silam, ketika resisi besar terjadi dan mengajarkannya bahwa tidak ada stabilitas keuangan yang pasti. Selama 10 tahun, ia menyimpan 50 persen gajinya untuk dana pensiunnya.

Karsten juga menyebutkan bahwa kebanyakan orang mungkin tidak mampu pensiun dini karena tidak menyimpan uangnya di bank atau di deposit. "Kebanyakan orang yang aku tahu melakukannya dengan ekuitas," kata Karsten.

Sementara Joel Jonathan, engineer, mengatakan ia memiliki kesempatan untuk menghabiskan banyak waktu dengan berjalan-jalan, melakukan aktivitas fitnes, memasak, tanpa selalu berada di kubik kantor. Joel memutuskan berhenti bekerja di usia 29 tahun. Sebelumnya, ia bekerja sebagai engineer sebelum akhirnya melakukan keuangan mandiri. Ia dan istrinya menyisihkan 80 persen gaji mereka termasuk untuk biaya tinggal dan asuransi kesehatan mereka.

"Bagi kami, ini adalah eksperimen keluar dari zona nyaman kami," katanya. Dalam lima tahun, ia pun benar-benar mampu meninggalkan pekerjaannya. Saat ini Joel tengah menulis blog mengenai perjalanan keuangannya dari dulu hingga sekarang dan tengah mengerjakan sebuah buku mengenai FIRE. "Semuanya tidak perlu harus menghasilkan keuntungan. Aku hanya bisa menikmati hidupku dan bekerja sesuai dengan keinginanku," ungkap Joel.

Sedangkan Tanja Hester dan suaminya, Mark Bunge, yang pensiun di usia 38 tahun dan 41 tahun, mengatakan bahwa orang harus menyimpan untuk pensiun dini dan pensiun tradisional di akun yang berbeda. Kebanyakan orang menyimpannya di satu akun, bisa diambil kapan saja. Sehingga hal itu rentan sekali jika terlalu banyak menghabiskan uang melebihi apa yang ditargetkan.

"Kami paham jika kami berantakan dalam mengelola keuangan dan terlalu banyak menghabiskan uang di tahun-tahun awal, kami tidak bisa menikmati masa tua nantinya," ujar Hester. Ia bahkan menandai pensiun dini dengan fase satu, dan pensiun ketika sudah mencapai usia tidak produktif lagi dengan fase kedua.

Perhitungkan dengan Matang

Di Indonesia sendiri, jika menurut pemerintah orang dapat pensiun di usia 55 tahun, maupun 65 tahun. Namun, pengertian pensiun itu sendiri tidak hanya berhenti bekerja saja.

Menurut Tejasari Assad, Perencana Keuangan Tatadana Consulting, pensiun juga dapat berarti bahwa seseorang berhenti dari pekerjaannya dan melakukan kegiatan berbisnis. Tidak sedikit pula, yang pensiun dari pekerjaannya saat itu, beralih menjadi pekerja paruh waktu, freelance, atau menjadi konsultan, karena pada hakikatnya, manusia tidak pernah berhenti bekerja.

"Seperti di Indonesia, banyak anak muda yang berhenti dari pekerjaannya dan berbisnis, yang mana itu bagus," katanya.

Ia menambahkan dengan melakukan pensiun dini dan berfokus ke arah berbisnis di usia muda, mereka dapat menjadi lebih fokus mengerjakan dan mendalami bisnis yang mereka kerjakan. Karena mereka belum begitu mendapatkan tekanan dengan memiliki biaya tanggungan semisalnya telah mempunyai anak dan keluarga.

"Yang kurang bagus itu kalau yang belum siap, lalu bisnisnya awal-awal belum bisa menghasilkan dan menjadi tekanan," ujar Tejasari.

Untuk itu, ia menganjurkan jika seseorang sepenuhnya telah pensiun dan tidak melakukan pekerjaan lain, atau sekadar beristirahat menikmati masa tuanya, mereka harus mulai menghitung berapa biaya hidup yang diperlukan seumur hidupnya. Dari sana, bisa diketahui berapa jumlah uang yang diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-sehari mereka selama hidup. Belum lagi jika ternyata masih memiliki anak yang masih bersekolah, hal tersebut juga perlu dihitung lagi untuk menentukan pengeluarannya.

"Termasuk juga dengan mengikuti asuransi kesehatan, karena kalau tidak punya itu tidak bagus untuk keuangan kita," katanya. Asuransi kesehatan sangat berguna jika tiba-tiba harus mengeluarkan biaya berobat ke rumah sakit terlebih jika ternyata biayanya mahal. Dengan memiliki asuransi kesehatan, biaya-biaya tersebut dapat terhindarkan dan tentunya tidak mengganggu rencana keuangan. gma/R-1

Beberapa Hal yang Perlu Dipersiapkan

Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan pensiun, terlebih pensiun dini. Menurut Tejasari, ada tiga hal. Yang pertama, sebelum berhenti bekerja harus memiliki dana darurat. Dana darurat ini dapat digunakan semisalnya belum memiliki kerja atau bisnis yang dikerjakan belum mendapatkan penghasilan atau keuntungan selama enam bulan. Jumlahnya beragam, tergantung dari seberapa besar biaya hidup yang diperlukan selama enam bulan. Untuk hitung-hitungannya sendiri, semisal biaya hidup sebulan adalah 3 juta rupiah, lalu dikalikan enam bulan dan menjadi 18 juta rupiah. Maka, sebelum berhenti bekerja, setidaknya memiliki dana darurat sebesar 18 juta rupiah sehingga merasa aman selama enam bulan ke depan, ketika bisnis telah menguntungkan atau ketika mendapatkan pekerjaan lain yang pasti dan aman.

Kedua, sesuaikan dengan keperluan selanjutnya. Semisal, apa yang diperlukan untuk bisnis ke depannya atau hal lainnya. Tejasari mengatakan jika tidak ada persiapan seperti ini, nantinya orang tersebut akan kelimpungan. "Kalau gak ada persiapan, nantinya malah ribet," katanya.

Dan yang ketiga, membuat rencana. Pensiun merupakan hal yang perlu dipersiapkan matang-matang. Seseorang yang ingin pensiun sudah seharusnya membuat rencana mengenai apa yang akan dilakukan selanjutnya, termasuk rencana keuangan mereka dan bagaimana pemasukannya. Persiapkan modal untuk hidup selama beberapa bulan ke depan atau modal usaha jika ingin mengembangkan atau melakukan bisnis. Rencanakan pula jika nanti terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. "Jadi harus buat rencana, jangan langsung saja," tutup Tejasari. gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top