Transplantasi Uterus, Usaha Perempuan Dapatkan Anak Biologis yang Semakin Populer
Risiko
Proses transplantasi melibatkan dua operasi. Pertama histerektomi untuk mengangkat rahim dan pembuluh darah dari donor. Kedua operasi untuk menanamkan rahim ke perempuan penerima. Pada operasi terakhir, pembuluh darah donor dihubungkan ke pembuluh darah penerima, namun tuba falopi penerima tidak terhubung ke rahim.
Penerima harus menjalani fertilisasi in vitro (IVF) untuk menghasilkan embrio yang layak. Beberapa sel telur diambil dari ovarium penerima, kemudian dibuahi di luar tubuh dengan sperma dari pasangan atau donor sperma dan ditumbuhkan selama beberapa hari di cawan laboratorium.
Beberapa bulan setelah transplantasi, embrio dapat dipindahkan ke rahim penerima. Jika terjadi kehamilan dan berlanjut hingga cukup bulan, bayi yang dilahirkan dari rahim donor ini dilahirkan melalui operasi caesar.
Prosedur transplantasi ini tidak bebas risiko bagi penerima maupun pendonor hidup. Ada risiko pembedahan yang umum terjadi seperti infeksi, pendarahan, atau pembekuan darah. Penerima menghadapi risiko tambahan dari obat imunosupresan yang harus mereka konsumsi untuk mencegah sistem kekebalan tubuh menolak organ asing.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya