Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Transplantasi Rambut Lagi Tren, Ketahui Dulu Risikonya

Foto : antara

Vokalis grup Slank, Kaka, percaya diri usai menjalani transplantasi rambut.

A   A   A   Pengaturan Font

Padahal, prosedur transplantasi rambut hanya boleh dilakukan oleh dokter bedah kompeten yang memenuhi persyaratan (berkualifikasi). Selain itu, tidak semua orang bisa menjalani transplantasi rambut.

Tanam rambut paling cocok buat pengidap alopecia androgenetik, penyakit keturunan berupa kebotakan yang berpola dan makin parah. Mulanya istilah ini dikenal sebagai "kebotakan berpola pada pria", tetapi kondisi ini ternyata bisa dialami semua jenis kelamin. Sekitar 10% perempuan berusia di bawah 40 tahun mengalami kerontokan rambut dan jumlahnya meningkat lebih dari 50% ketika berusia 70 tahun. Sebaliknya, sekitar 30-50% laki-laki pada usia 50 tahun mengalami kerontokan rambut yang berhubungan dengan alopecia androgenetik.

Laki-laki mengalami pengikisan garis rambut area depan menyerupai "huruf m" yang dikenal sebagai pola Norwood. Adapun perempuan cenderung mengalami pelebaran belahan rambut sehingga penipisan rambutnya terjadi di sekitar ubun-ubun dan bagian depan kulit kepala-dikenal sebagai pola Ludwig.

Yang dilakukan saat transplantasi rambut

Prosedur awal untuk mengatasi kerontokan rambut biasanya lewat obat-obatan, salah satunya Finasteride. Ini adalah obat untuk mengatasi pembesaran prostat jinak dan kerontokan rambut pada laki-laki yang hasilnya baru bisa dirasakan sekitar tiga sampai enam bulan. Namun, setelah berhenti minum obat, manfaatnya akan hilang dalam kurun enam hingga 12 bulan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top