Transformasi Digital Pencarian Kerja

Indonesia memiliki lebih dari 100 juta angkatan kerja usia produktif. Selain sebagai aset yang potensial, angka besar ini juga menghadirkan banyak tantangan bagi dunia usaha.

Salah satu tantangan utamanya adalah memastikan distribusi informasi lowongan pekerjaan berjalan baik dan juga identifikasi kandidat yang tepat bagi pihak perusahaan.

Mencari lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan kita tidak mudah, termasuk tantangan. Karena yang melamar atau berminat bekerja di posisi tersebut tentunya bukan satu dua orang saja, bisa ratusan bahkan lebih. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2016 saja jumlah lulusan perguruan tinggi yang sudah bekerja baru sekitar 12,24 persen. Jumlah tersebut setara 14,57 juta dari 118,41 juta pekerja di seluruh Indonesia. Sementara pengangguran atau yang belum bekerja dari lulusan perguruan tinggi mencapai 11,19 persen, atau setara 787 ribu dari total 7,03 orang yang tidak memiliki pekerjaan.

Berdasarkan data tersebut logikanya, selain menumbuhkan persaingan antar pencari kerja. Ketersediaan informasi soal minat lowongan pekerjaan yang kita butuhkan kadang juga tidak tersampaikan dengan baik, dan tak dipungkiri tata cara melamar kerja di Indonesia, tergolong rumit, butuh "kenalan" agar bisa masuk daftar referensi pelamar.

"Waktu itu saya kuliah di Jerman dan pulang ke Indonesia untuk magang di sebuah perusahaan media. Saat itu prosesnya agak sulit, karena sepengamatan saya kecenderungan orang yang ingin mendapatkan pekerjaan sebelumnya harus memiliki minimal kenalan, dan kebetulan saya memiliki kenalan di perusahaan tersebut dan kemudian direferensikan," ujar Christian Sugiono, selebriti sekaligus enterpreneur, saat menghadiri peluncuran aplikasi YesJob, di Jakarta baru-baru ini.
Halaman Selanjutnya....