Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Strategi Pembangunan

TPN Ganjar-Mahfud: Transisi Energi Jadi Mesin Ekonomi Baru Indonesia

Foto : ANTARA/FARHAN ARDA NUGRAHA

Heru Dewanto, Sekretaris Eksekutif TPN Ganjar-Mahfud

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Transisi energi dapat dimanfaatkan sebagai mesin ekonomi baru guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Transisi energi bukan hanya sebatas transisi penggunaan energi dari semula berbasis fosil menjadi energi baru dan terbarukan (EBT) khusus di sektor tenaga listrik. Sektor lain seperti transportasi, industri, dan rumah tangga juga perlu dielektrifikasi.

"Transisi energi buat kami ini adalah mesin ekonomi baru. Sektor lain seperti transportasi, industri, dan rumah tangga juga perlu dielektrifikasi guna menciptakan permintaan dan penawaran," kata Sekretaris Eksekutif Tim Pemenangan Nasional (TPN) pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Heru Dewanto, saat ditemui di Jakarta Pusat, Selasa (30/1).

Seperti dikutip dari Antara, Heru mengatakan saat electrify everything (elektrifikasi segala sektor) maka demand (permintaan) terhadap listrik meningkat, demand terhadap EBT juga meningkat. Nah, di sinilah kemudian terjadi proses transisi dari electrify everything ini adalah peluang bisnis baru, peluang ekonomi baru.

Selain itu, Heru menilai peningkatan pemanfaatan EBT juga sebagai transisi ekonomi di mana pengadaan pembangkit energi yang mulanya terbatas dikuasai oleh pelaku usaha dengan modal besar (high capital) menjadi lebih terdistribusi.

"Transisi ekonomi yang tadinya dikuasai oleh high capital karena pembangkit listrik kan ada yang 100 megawatt ada yang 1.000 megawatt. Nah, itu kan membutuhkan kapital yang sangat besar. Orang-orang kayak kita kan tidak bisa jadi pemain di pengadaan listrik," tutur Heru.

Bisa Didistribusikan

Dengan adanya transisi itu, kata Heru, yang disebut sebagai distributed power generation maka pengadaan pembangkit energi bisa didistribusikan serta tidak dikuasai oleh pihak pemilik modal besar.

"Tapi, kita semua ini bisa juga menjadi power producer, makanya ada istilah prosumer, produsen, dan konsumer. Jadi, kita semua kan bisa pasang pembangkit listrik sendiri di rumah," ucap Heru.

Sebelumnya, ekonom Konstitusi, Defiyan Cori, menilai program electrifying agriculture (EA) atau elektrifikasi pertanian sebagai inovasi nyata untuk mewujudkan transisi energi yang berkeadilan di Tanah Air.

Menurutnya, program yang konsisten dijalankan oleh PT PLN (Persero) ini tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, melainkan juga pada perekonomian. "Kita apresiasi inovasi ini karena telah memberikan multiplier effect yang sangat nyata sekaligus berkeadilan," ujarnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top