Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

TPH Sulteng Bantu Penanganan "Stunting" lewat Pangan Bergizi

Foto : ANTARA/Moh Ridwan

Seorang petani di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah sedang menjemur gabah hasil panen sebelum digiling menjadi beras, Sabtu (11/3).

A   A   A   Pengaturan Font

PALU - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sulawesi Tengah membantu pengendalian prevalensi stuntingatau tengkes lewat pangan bergizi dengan mendorong petani menanam benih padi varietasInpari Nutri Zinc.
"Langkah ini salah satu bentuk intervensi sebagai upaya menekan prevalensistunting di daerah, yang mana benih padi varietas khusus telah diberikan kepada petani sejak 2022," kata Kepala Dinas TPH Sulteng Nelson Metubun di Palu, Selasa (14/3).
Ia menjelaskan, benih varietas khusus itu diambil dari Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Sulteng, untuk selanjutnya dikembangkan oleh petani, khususnya pada daerah yang masuk dalam program Indeks Pertanaman 400 (IP400).
Yang mana, daerah-daerah mendapat bantuan benih label unguNutri Zincyakni Kabupaten Parigi Moutong dengan luas sasaran lahan 175 hektare, Buol 575 hektare, Banggai 425 hektare dan Banggai Kepulauan 500 hektare.
"Dengan intervensi ini diharapkan masyarakat bisa mengonsumsi beras berkualitas untuk perbaikan gizi ibu hamil dan balita yang berpotensi kekurangan gizi," ujarnya.
Ia mengemukakan, perlakuan benih khusus diberikan kepada daerah masuk dalam program IP400 untuk mempercepat dan meningkatkan produksi pangan tersebut supaya masyarakat mudah memperoleh dari petani.
Jenis beras ini memiliki Zn mencapai 34,51 ppm, dengan rata-rata kandungan Zn 29,54 ppm, sehingga Kementerian Pertanian (Kementan) melepas varietas ini pada tahun 2019 melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor:168/HK.540/C/01/2019.
Tahun 2021, pervalensistuntingdi Sulteng 29,7 persen berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), angka ini masih di atas rata-rata nasional yakni, 24 persen, dan diupayakan turun di angka 17 persen pada tahun 2026.
"Selain pengendalianstunting, lewat IP400 juga adalah bagian dari pengentasan kemiskinan dari sektor pertanian, karena petani bisa memproduksi padi empat kali dalam setahun, dan secara tidak langsung produksi tentu meningkat," ucapnya.

Redaktur : -
Penulis : Antara, Sujar

Komentar

Komentar
()

Top