Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemilu 2019 - “People Power” Sesungguhnya Memberikan Suara ketika Pemilu

Tokoh Bangsa Optimistis Rakyat Bersatu Kembali

Foto : ANTARA/SIGID KURNIAWAN

REKONSILIASI NASIONAL - Para tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD (tengah), Frans Magnis Suseno (kiri), Romo Benny Susetyo (kedua dari kiri), dan Alissa Wahid (kanan), memberikan keterangan kepada wartawan seusai Silaturahmi Kebangsaan di kediaman mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar No 27, Jakarta Pusat, Jumat (17/5). Para tokoh ini bertemu Megawati membahas kondisi bangsa terkini serta rekonsiliasi nasional setelah Pemilu 2019.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Polarisasi masyarakat pascapemungutan suara belum kunjung usai, bahkan menjelang penetapan hasil resmi Pemilu 2019 dari KPU, riak-riak kegaduhan semakin masih muncul di tengah masyarakat.

Menanggapi permasalahan tersebut, Gerakan Suluh Kebangsaan yang dipimpin oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, mendatangi sejumlah tokoh nasional bersilaturahim dan mendorong rekonsiliasi di antara pihak-pihak yang berkontestasi dalam Pemilu 2019. Pertemuan tersebut juga membahas mengenai situasi kekinian, khususnya upaya agar masyarakat dapat bersatu demi masa depan Indonesia.

Kali ini yang disambangi mantan Presiden sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Jumat (17/5). Silaturahmi tersebut dihadiri tokoh-tokoh lainnya seperti Frans Magnis Suseno, Alissa Wahid, Romo Benny Susetyo, Amin Abdullah, Erry Riyana Hardjapamekas, Al Hilal Hamdi, dan lain-lain.

"Kami sudah berkeliling ke semua, Pak SBY sudah, Pak Habibie sudah, tokoh-tokoh ulama daerah sudah. Nah, sekarang Ibu Mega, dan nanti puncaknya ke Presiden," ujar Mahfud di kediaman Megawati, Jumat.

Mahfud menjelaskan, kita harus melakukan segala persiapan agar pemilu ini bisa selesai dengan baik sesuai dengan tahapan-tahapan konstitusi, dan tahapan-tahapan hukum yang ada.

Menurut Mahfud, Megawati sangat optimistis bahwa semua pihak mempunyai bekal kejiwaan dan semangat untuk tetap bersatu setelah pemilu usai. Sebab, semua pihak menyadari pemilu ini dapat memberikan kesempatan kepada rakyat untuk menentukan masa depan Indonesia.

"Istilah Bu Mega tadi, people power yang sesungguhnya itu rakyat memberikan suara ketika pemilu dan itu harus diikuti dengan penuh kestaria hasilnya dan kalau ada masalah selesaikan secara hukum," tuturnya.

Segelintir Elite

Mahfud mengimbau kepada semua pihak untuk tetap mempercayai Mahkamah Konstitusi dalam menghadapi permasalahan sengketa hasil pemilu. Sebab, cara-cara yang lain apalagi menggunakan cara inkonstitusional tidak akan mengubah hasil pemilu yang telah ditetapkan oleh KPU.

"Kalau nanti ada yang tidak puas, bisa bawa ke MK dalam waktu tiga hari setelah tanggal 22 Mei. Kalau tanggal 25 Mei itu tidak ada yang mengajukan gugatan, berarti tanggal 26 Mei sudah ada Presiden baru yang siap dilantik kembali pada bulan Oktober," jelasnya.

Kemudian, Mahfud menuturkan sebenarnya secara umum masyarakat sudah menerima hasil pemilu, hanya segelintir elite politik saja yang masih belum menerima. Kendati demikian, Mahfud percaya bahwa masyarakat dapat tenang dan legawa menghadapi pengumuman 22 Mei nanti.

"Kalau menurut saya, masyarakat di bawah tak ada apa-apa. Saya baca hasil survei 92 persen masyarakat sudah anggap selesai pemilu," terangnya.

Sementara itu, putri sulung mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid, mengharapkan polarisasi yang sifatnya ideologis ini dapat selesai pada saat pengumuman hasil resmi pemilu dari KPU. Setelah pengumuman pula, Alissa berharap dalang yang menyebabkan polarisasi terungkap.

"Kita berharap nanti setelah tanggal 22 Mei selesai, sehingga nanti jelas sebetulnya apa sih polarisasi yang betul terjadi," ucapnya.

Selain itu, Alissa juga berharap masyarakat dapat mempercayai saluran dan mekanisme yang resmi dari pemerintah. Jika tetap tidak setuju, masih ada cara lain yang sesuai dengan undang-undang, yakni mengajukan gugatan ke MK. Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak perlu khawatir dengan sentimen yang ada.

"Warga masyarakat tidak perlu untuk ikut terganggu dengan sentimen-sentimen yang ada. Ini sekadar perjalanan kita. Setelah ini, kita punya pemimpin yang secara definitif terpilih, sudah tidak bingung lagi siapa presidennya," pungkasnya. tri/P-4


Redaktur : Khairil Huda

Komentar

Komentar
()

Top