Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Menteri Kabinet I Pemilu 2019 Momentuk Kuatkan Konsolidasi Demokrasi

Tjahjo Pilih Fokus sebagai Menteri

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Tugas sebagai Mendagri harus fokus, dan jika dirangkap dengan jabatan tim sukses pencapresan, kurang elok.

Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengusulkan tiga nama sebagai calon ketua tim sukses Joko Widodo (Jokowi) di pemilihan presiden 2019 nanti. Tiga nama yang diusulkan partai banteng adalah Puan Maharani, Pramono Anung dan Tjahjo K umolo. Ketiganya tercatat sebagai menteri di kabinet kerja Jokowi dan Jusuf Kalla.

Menanggapi namanya masuk sebagai calon ketua tim sukses, Menteri Dalam Negeri Tjahjo menegaskan, ia memilih menyelesaikan tugasnya sebagai pembantu presiden sampai akhir masa jabatan. "Saya pada posisi sebagai Mendagri. Saya akan fokus membantu Bapak Presiden Jokowi sampai selesai tugas," kata Tjahjo, di Jakarta, Minggu (5/8).

Tjahjo berpendapat andai dia merangkap tugas sebagai Mendagri dan juga memangku tugas sebagai ketua tim sukses, tentu tak elok. Juga tidak etis. Karena dalam konteks pemilu, ia adalah wakil dari pemerintah yang mempunyai tugas membantu penyelenggara menyukseskan pesta demokrasi. Jadi, ia memilih menyelesaikan mandat sebagai menteri seperti instruksi presiden padanya.

"Sebagai Mendagri kalau merangkap tim sukses kan nanti mau berhubungan dengan capres lain enggak enak," kata Tjahjo. Terlebih kata dia, Presiden Jokowi telah memintanya untuk mengawal agenda nasional di mana salah satunya adalah Pemilu serentak 2019 yang akan pertama kali digelar.

Sebelumnya, ia juga diminta menyukseskan pemilihan kepala daerah serentak 2018 yang kemarin baru saja dilaksanakan di 171 daerah. Tidak hanya itu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga meminta dirinya tetap membantu Presiden Jokowi sampai berakhir masa tugas pada 2019 nanti. "Saya kira tugas saya mensukseskan saja selesai tugas, memastikan bahwa pileg dan pilpres ini berjalan dengan baik.

Kami bersama-sama dengan KPU dan Bawaslu mengawal bahwa proses pileg dan Pilpres ini tingkat partisipasi politik bertambah dengan baik," katanya. Karena itu Tjahjo mengajak semua elemen bangsa yang nanti terlibat dalam pesta demokrasi, menjadikan Pemilu serentak 2019, sebagai momentum menguatkan konsolidasi demokrasi.

Pemilu serentak 2019 harus berjalan demokratis. Bebas dari ujaran kebencian. Serta tak dirusak oleh racun politik uang. "Pemilu 2019 harus berjalan secara demokratis. Mari kita lawan yang namanya politik uang, mari kampanye yang adu program, adu konsep, adu gagasan dan mari kita hindari kampanye yang berujar kebencian," katanya.

Dirinya memang pernah jadi ketua tim sukses pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla pada pilpres 2014. Ia berterima kasih namanya kembali diusulkan jadi ketua tim sukses. Tentu, baginya itu adalah sebuah penghargaan dan penghormatan. Namun menurutnya, ia telah berkomitmen menyelesaikan tugas sebagai menteri sampai akhir masa bakti. Dan, katanya masih banyak yang lebih baik darinya untuk jadi tim sukses.

Dukung Penyelenggara

Mengenai Pemilu serentak 2019 sendiri, Tjahjo berharap benar -benar menjadi pesta rakyat yang menggembirakan. Rakyat bisa menunaikan hak pilihnya dengan jujur, adil, bebas dan rahasia. Tanpa intimidasi serta tekanan. Ia juga mengharapkan, pemilih bisa menilai dengan cerdas, siapa yang akan dipilihnya, baik itu calon legislator, calon senator atau pun calon presiden.

Pemerintah sendiri dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri yang dipimpinnya, berkomitmen untuk mendukung penuh kerja penyelenggara pemilu baik itu KPU maupun Bawaslu. Kementerian punya tugas memfasilitasi kelancaran tugas penyelenggara. Misal dari sisi anggaran. Pemerintah juga punya tanggung jawab memastikan stabilitas keamanan terjamin selama tahapan pemilu berlangsung. ags/AR-3

Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top