Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perlombaan Senjata

Tiongkok Tegaskan Kebijakan Nuklirnya Defensif

Foto : AFP/Chinese People's Liberation Army News and Comm

Uji ICBM | Foto yang dirilis oleh militer Tiongkok pada Kamis (26/9) memperlihatkan peluncuran misil balistik antarbenua dari sebuah lokasi rahasia pada Rabu (25/9). Analis menduga bahwa misil yang diluncurkan tersebut mungkin misil balistik antarbenua Dongfeng-31 AG yang pernah diperlihatkan dalam sebuah parade militer pada tahun 2017.

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Tiongkok pada Kamis (26/9) mengatakan bahwa peluncuran misil balistik antarbenua (ICBM) ke Samudra Pasifik adalah sah dan rutin, serta menegaskan bahwa kebijakan nuklirnya tetap defensif setelah uji coba ICBM Beijing yang jarang terjadi tersebut memicu protes dari negara-negara di kawasan itu.

Beijing mengumumkan keberhasilan uji coba tersebut pada Rabu (25/9) dengan mengatakan bahwa misil yang diluncurkan tersebut membawa hulu ledak tiruan. Peluncuran tersebut memicu protes dari negara-negara di kawasan itu, dengan negara tetangga Tiongkok seperti Jepang mengatakan bahwa mereka tidak diberi tahu sebelumnya dan Taiwan menyatakan kecaman keras atas uji coba tersebut.

"Uji coba tersebut sah dan rutin yang bertujuan untuk menguji kinerja senjata dan pelatihan kami," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Tiongkok. "Kebijakan nuklir Tiongkok sangat stabil, konsisten dan dapat diprediksi," ucap juru bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok, Zhang Xiaogang, dalam sebuah konferensi pers di Beijing.

"Kami secara ketat mengikuti kebijakan nuklir untuk tidak menggunakan senjata nuklir untuk pertama kalinya dan mengejar strategi nuklir untuk pertahanan diri," imbuh dia seraya mengatakan bahwa Tiongkok tidak menginginkan terjadinya perlombaan senjata dan telah berjanji untuk tidak menggunakan atau mengancam untuk menggunakan senjata nuklir terhadap negara-negara non-nuklir atau zona bebas senjata.

"Tiongkok akan terus menjaga kemampuan nuklirnya pada tingkat minimum yang diperlukan untuk keamanan nasional," ungkap Zhang.

Protes Internasional

Terkait peluncuran ICBM Tiongkok itu Jepang mengatakan bahwa mereka tidak diberi peringatan terlebih dahulu tentang peluncuran tersebut. Sedangkan Australia mengatakan pihaknya sedang mencari penjelasan, sementara New Zealand menyebut peluncuran tersebut sebagai perkembangan yang tidak diinginkan dan memprihatinkan.

Menurut Presiden Polinesia Prancis, Moetai Brotherson, misil Tiongkok yang diuji coba itu jatuh tidak jauh dari Kepulauan Marquesas, sebuah kepulauan yang merupakan bagian dari zona ekonomi eksklusifnya.

"Pihak berwenang Tiongkok sebelumnya telah memberitahu rekan-rekan Prancis mereka tentang uji coba ini," kata Komisi Tinggi Prancis dalam sebuah pernyataan, dan menambahkan bahwa Prancis akan menyampaikan sikapnya mengenai uji coba tersebut.

Pentagon juga mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) menerima beberapa pemberitahuan lanjutan tentang uji coba ICBM ini, dan menggambarkan pemberitahuan tersebut sebagai langkah ke arah yang benar yang akan membantu mencegah salah persepsi atau salah perhitungan.

Militer Tiongkok merilis gambar misil tersebut pada Kamis yang menunjukkan proyektil melesat ke udara dalam gumpalan asap dari lokasi yang dirahasiakan. Para analis mengatakan bahwa gambar tersebut menunjukkan bahwa peluncuran tersebut bisa jadi merupakan misil balistik antarbenua Dongfeng-31 AG, yang pernah diperlihatkan dalam sebuah parade militer pada tahun 2017.

Seorang analis mengatakan kepada AFP bahwa Beijing jelas-jelas mencoba untuk memberi sinyal bahwa kemampuan militer negara mereka amat kuat.

"(Peluncuran) ini dimaksudkan untuk mengirimkan sinyal kepada AS dan sekutunya bahwa Tiongkok memiliki kemampuan militer untuk bereaksi jika terjadi peningkatan ketegangan antara AS dan Tiongkok," kata Benjamin Ho, asisten profesor di Program Tiongkok di S Rajaratnam School of International Studies, Singapura. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top