Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
engketa Teritorial I Filipina Beli Misil untuk Tingkatkan Pertahanan Laut

Tiongkok Pasang Misil di LTS

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Tiongkok telah menempatkan misil terbaru di Kepulauan Spratly di Laut Tiongkok Selatan. Jika laporan ini benar, maka akan semakin meningkatkan ketegangan di kawasan perairan sengketa itu.

BEIJING - Tiongkok pada Kamis (3/5) mengeluarkan penegasan kembali bahwa mereka memiliki hak untuk membangun fasilitas pertahanan di kawasan sengketa di Laut Tiongkok Selatan (LTS). Pernyataan Tiongkok itu disampaikan seraya membantah konfirmasi bahwa mereka telah memasang misil terbaru di pulau buatan yang ada di perairan sengketa itu.

"Militer Tiongkok telah memasang misil antikapal YJ-12B dan misil darat-ke-udara HQ-9B di sebuah pos militer di pulau buatan di kawasan perairan sengketa yang juga diklaim oleh Vietnam dan Filipina dalam kurun 30 hari terakhir," demikian ungkap narasumber intelijen Amerika Serikat (AS) yang diwawancarai jaringan media berita CNBC pada Rabu (2/5).

"Misil terbaru Tiongkok telah dipasang di pulau terumbu karang Fiery Cross, Subi, dan Mischief," lapor CNBC. Semua pulau terumbu karang itu ada di Kepulauan Spratly.

Jika laporan intelijen ini benar, maka bisa meningkatkan ketegangan antara negara-negara tersebut. Namun dalam taklimat rutin yang disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hua Chunying, pada Kamis kemarin, ia sama sekali tak memberikan konfirmasi atau mengeluarkan bantahan atas laporan pemasangan misil itu.

"Tiongkok membawa perdamaian di Kepulauan Spratly, termasuk dengan menempatkan fasilitas keamanan nasional yang perlu dengan tujuan melindungi kedaulatan dan keamanan Tiongkok," kata Hua. "Siapapun yang tak memiliki niat untuk melanggar (kedaulatan ini), tak perlu khawatir," imbuh dia.

Isu sengketa LTS telah bergulir selama beberapa tahun. Adapun negara-negara yang bersengketa adalah Tiongkok, Filipina, Brunei, Malaysia, dan Vietnam. LTS merupakan rute pelayaran global yang amat penting dan diduga amat kaya akan cadangan minyak dan gas alam.

Klaim teritorial Tiongkok atas kawasan LTS berlandaskan catatan sejarah dan klaim ini amat ditentang oleh AS. Washington DC khawatir Tiongkok nantinya akan memiliterisasi seluruh wilayah LTS sehingga AS kerap mengirimkan kapal perang untuk berpatroli di perairan sengketa itu.

Selain melakukan reklamasi untuk membangun fasilitas sipil, Tiongkok juga membangun pangkalan udara, radar dan sistem komunikasi, fasilitas bagi angkatan laut dan senjata pertahanan.

Beli Alutsista

Sementara itu dari Filipina dilaporkan bahwa Manila telah menyelesaikan pembelian sistem misil pertama untuk kapal perang yang bisa meningkatkan pertahanan lautnya. "Pembelian itu sebagai bagian peningkatan kecanggihan militer," kata pejabat pertahanan dan angkatan laut Filipina pada Rabu.
Kata juru bicara Kementerian Pertahanan Filipina, Arsenio Andolong, misil Spike ER buatan Israel akan dipasang di kapal perang serbaguna buatan dalam negeri. Belum jelas kapan sistem misil jarak dekat permukaan-ke-permukaan, permukaan-ke-udara itu dapat dipakai.

Komandan angkatan laut menyatakan Filipina sekarang memiliki kekuatan lebih dalam melakukan patroli di LTS dan perairan selatan yang saat ini dikuasai bajak laut.

"Itu akan menjadi penangkal karena baru kali ini kami memiliki persenjataan mumpuni, yang dapat memukul sasarannya, kapal kecil atau besar," kata komandan itu yang enggan disebut jati dirinya karena tidak berwenang berbicara kepada media.

Misil yang dibeli Filipina memiliki spesifikasi daya jangkau terjauh delapan kilometer. Filipina membayar 11,6 juta dollar untuk alutsista itu dan misil tersebut akan dipasang di tiga kapal dari armada kapal kecil dan cepatnya.

AFP/Ant/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP, Antara

Komentar

Komentar
()

Top