Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Stabilitas Kawasan

Tiongkok Minta Asean Jangan Jadi "Bidak Catur" Negara Kuat

Foto : AFP/STEFANI REYNOLDS

Wang Yi Menteri Luar Negeri Tiongkok

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Banyak negara di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Asean) berada di bawah tekanan untuk berpihak. Negara- negara harus menghindari digunakan sebagai "bidak catur" oleh kekuatan besar di kawasan yang berisiko dibentuk kembali oleh faktor geopolitik.

Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, pada Senin (11/7), memperingatkan itu dalam pidato kebijakan di Sekretariat Asean di Jakarta. Wang, yang berbicara melalui penerjemah, mengatakan banyak negara di kawasan itu berada di bawah tekanan untuk berpihak.

"Kita harus melindungi wilayah ini dari perhitungan geopolitik, dari digunakan sebagai bidak catur dari persaingan kekuatan besar dan dari paksaan. Masa depan wilayah kita harus ada di tangan kita sendiri," katanya.

Asia Tenggara telah lama menjadi area gesekan geopolitik antara kekuatan-kekuatan besar karena kepentingan strategisnya, dengan beberapa negara di kawasan itu tengah waspada untuk memilih pihak dalam persaingan AS-Tiongkok saat ini.

Pidato Wang datang hanya beberapa hari setelah dia menghadiri pertemuan para menteri luar negeri G-20 di Bali dan di tengah diplomasi Tiongkok yang intens yang telah membuatnya melakukan serangkaian pemberhentian di seluruh wilayah dalam beberapa pekan terakhir.

Di sela-sela G-20, Wang mengadakan pertemuan lima jam dengan Menteri Luar Negeri Ameriks Serikat, Antony Blinken, dengan keduanya menggambarkan pembicaraan langsung pertama mereka sejak Oktober yang bersifat "terus terang".

Penetapan Aturan

Wang mengatakan, pada Senin, telah memberi tahu Blinken bahwa kedua belah pihak harus membahas penetapan aturan untuk interaksi positif dan untuk bersamasama menegakkan regionalisme di Asia-Pasifik.

"Elemen inti adalah untuk mendukung sentralitas Asean, menjunjung tinggi kerangka kerja korporasi regional yang ada, menghormati hak dan kepentingan sah satu sama lain di Asia-Pasifik daripada bertujuan memusuhi atau menahan pihak lain," kata Wang.

Menanggapi pertanyaan tentang Taiwan setelah pidatonya, Wang mengatakan Washington "dengan mendistorsi dan melubangi kebijakan Satu Tiongkok, sedang mencoba memainkan kartu Taiwan untuk mengganggu dan menahan perkembangan Tiongkok".

Ketegangan antara Beijing dan Taipei telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir ketika militer Tiongkok melakukan misi udara berulang-ulang di atas Selat Taiwan, jalur perairan yang memisahkan pulau itu dari Tiongkok.

Tiongkok menganggap Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai provinsi pemberontak yang menunggu reunifikasi dengan daratan, jika perlu dengan kekerasan.

Taiwan mengatakan akan mempertahankan kebebasan dan demokrasinya, menyalahkan Tiongkok atas ketegangan tersebut. Washington mengatakan pihaknya tetap berkomitmen pada kebijakan Satu Tiongkok dan tidak mendorong kemerdekaan bagi Taiwan, tetapi AS diharuskan memberi Taiwan sarana untuk mempertahankan diri di bawah Undang- Undang Hubungan Taiwan AS.

"Kedua belah pihak di seberang Selat (Taiwan) akan menikmati perkembangan yang damai. Tetapi, ketikaprinsip satu-Tiongkok secara sewenang- wenang ditantang atau bahkan disabotase, akan ada awan gelap atau bahkan badai ganas melintasiselat itu," kata Wang.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top