Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Pemerintah

Tiongkok Kecam Taiwan yang Ingin Pulihkan Hubungan dengan Jepang

Foto : ANTARA/DESCA LIDYA NATALIA

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Tiongkok mengecam pemimpin terpilih baru Taiwan, Lai Ching-te, atas upaya pemulihan hubungan dengan Jepang di tengah perselisihan mengenai kedaulatan pulau tersebut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, mengkritik pernyataan Lai baru-baru ini yang mengingatkan ucapan mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, bahwa ancaman terhadap Taiwan adalah ancaman terhadap Jepang.

Seperti dikutip dari Antara, Lin menekankan penyamaan yang dikemukakan oleh beberapa orang di Jepang mengenai Taiwan adalah gagasan yang berbahaya dan salah perhitungan.

"Dengan mengulangi dan mengemukakan retorika ini, otoritas Partai Progresif Demokratik (DPP) di Taiwan menunjukkan kepada dunia bahwa logika mendasar di balik pendekatan mereka terhadap Jepang adalah untuk menjual Taiwan dan mengupayakan kemerdekaan dengan dukungan kekuatan asing," kata Lin.

Dia juga menunjukkan klaim Taiwan atas kemerdekaan dan campur tangan asing adalah faktor utama yang merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. "Perlu ditegaskan kembali prinsip Satu-Tiongkok adalah konsensus universal. Tidak ada upaya separatis menuju kemerdekaan Taiwan, apa pun bentuk atau dalihnya, yang akan berhasil," ujarnya.

Kritikan ini muncul menjelang pelantikan Lai pada 20 Mei mendatang.

Menjaga Perdamaian

Pemimpin baru Taiwan Lai, pada Rabu, mengatakan dirinya ingin meningkatkan hubungan dengan Jepang dan mempromosikan kemakmuran ekonomi bagi kedua pihak sambil menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah Indo-Pasifik.

Lai mengutip pernyataan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, yang menyatakan keamanan Taiwan adalah masalah global.

Beijing memandang Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di Taiwan sebagai pro-kemerdekaan dan pemimpin partainya Lai sebagai separatis yang tidak menyesal.

Tiongkok menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, sementara pulau yang mempunyai pemerintahan sendiri itu bersikeras mempertahankan kemerdekaannya sejak tahun 1949.

Beijing juga menentang perwakilan Taiwan di PBB dan organisasi internasional lainnya serta menuntut negara lain memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan.

Sebelumnya, Presiden Tiongkok, Xi Jinping, membicarakan masalah ekonomi, Taiwan hingga pembuangan limbah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima, saat bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida. "Presiden Xi Jinping menekankan isu-isu prinsip utama seperti sejarah dan masalah Taiwan sangat penting bagi landasan politik hubungan Tiongkok-Jepang," demikian disebutkan dalam pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri Tiongkok.

Presiden Tiongkok Xi mengatakan Jepang harus menghormati komitmennya dan memastikan fondasi hubungan Tiongkok-Jepang tidak rusak atau terguncang karena kepentingan ekonomi, industri, dan rantai pasokan kedua negara saling terkait erat, maka menerapkan strategi "halaman kecil, pagar tinggi", membatasi gerak ekonomi atau mengganggu rantai pasok tidak akan berguna bagi siapa pun.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top