Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Tiongkok: Junta Militer Myanmar dan Aliansi Etnis Capai Gencatan Senjata

Foto : ANTARA/Desca Lidya Natalia

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, Tiongkok pada Jumat (12/1/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Beijing - Pemerintah Tiongkok menyebut Pemerintah Junta Militer Myanmar dan aliansi etnis bersenjata di negara itu telah mencapai gencatan senjata pasca mediasi yang dilakukan Tiongkok

"Pada 10-11 Januari, melalui mediasi oleh Pemerintah Tiongkok, perwakilan dari militer Myanmar dan tiga kelompok etnis bersenjata di utara Myanmar melakukan pembicaraan damai dan secara resmi mencapai kesepakatan gencatan senjata di Kunming, provinsi Yunnan, Tiongkok," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, Tiongkok pada Jumat.

Pada pertengahan Desember 2023, Tiongkok juga sempat menjadi mediator antara junta militer dan tiga kelompok etnis bersenjata, namun pasca pertemuan damai kondisi keamanan di Myanmar bagian utara tetap buruk yang bahkan membuat Tiongkok mengeluarkan peringatan agar warganya tidak mendatangi Myanmar utara.

Ketiga kelompok itu adalah Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA), Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA), dan Tentara Arakan (AA).

"Kedua belah pihak sepakat untuk segera menerapkan gencatan senjata, menarik personel militer, dan menyelesaikan masalah maupun perselisihan melalui perundingan damai," ungkap Mao Ning.

Menurut Mao Ning, kedua pihak berjanji tidak akan mengganggu keamanan warga Tiongkok yang tinggal di wilayah perbatasan maupun proyek serta personel Tiongkok di Myanmar.

"Kedua pihak telah berkonsultasi soal pengaturan gencatan senjata dan hal-hal terkait lainnya," tambah Mao Ning.

Mao Ning meneybut, mempertahankan momentum gencatan senjata dan pembicaraan damai di Myanmar utara akan bermanfaat bagi kepentingan semua pihak di Myanmar sekaligus dapat menjaga wilayah perbatasan Tiongkok-Myanmar tetap damai dan stabil.

"Tiongkok berharap pihak-pihak terkait di Myanmar akan dengan sungguh-sungguh mematuhi perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati, semaksimal mungkin menahan diri dan terus mencari jalan keluar melalui dialog dan konsultasi serta bersama-sama mengupayakan kemajuan dalam proses damai di Myanmar utara," jelas Mao Ning.

Tiongkok, kata Mao Ning, siap untuk terus memberikan dukungan dan bantuan sesuai kemampuannya dan memainkan peran konstruktif untuk mencapai tujuan tersebut.

Konflik bersenjata terjadi sejak 27 Oktober 2023 ketika aliansi kelompok etnis bersenjata bernama "Aliansi Tiga Persaudaraan" secara terkoordinasi menyerang pos-pos militer di negara bagian Shan di Myanmar utara yang berbatasan dengan Tiongkok.

Dari "serangan" aliansi yang dinamakan "Operasi 1027" merujuk tanggal 27 Oktober 2023 itu, membuat junta militer kehilangan lebih dari 100 pos dan merebut setidaknya empat kota, termasuk perbatasan penting dengan Tiongkok.

Tiongkok, bahkan direpotkan oleh arus pengungsian dan pelanggaran lintas batas akibat eskalasi konflik di Myanmar.

Seusai kudeta Myanmar 2021 yang menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis, militer Myanmar melakukan "penindasan brutal massal" terhadap jutaan orang yang menentang pemerintahan mereka.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top