Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tiongkok dan Uni Eropa Sepakat Jalin Hubungan Perdagangan yang Seimbang

Foto : istimewa

Presiden Dewan Eropa, Charles Michel (kiri) dan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, saat menghadiri konferensi pers di Beijing, Kamis (7/12).

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Dalam pertemuan tatap muka pertama selama empat tahun pada Kamis (7/12), Tiongkok dan Uni Eropa (UE) sepakat bahwa hubungan perdagangan mereka harus lebih seimbang, namun tidak memberikan tanda-tanda penyelesaian perbedaan dalam berbagai masalah.

Dikutip dari The Straits Times, menekan Beijing atas defisit perdagangan UE yang besar dengan Tiongkok, para pemimpin UE mengatakan, Eropa tidak akan menoleransi "persaingan tidak sehat" dari Tiongkok, dan Beijing memperingatkan UE bahwa mereka mengharapkan kehati-hatian dari Brussel ketika menerapkan kebijakan perdagangan yang "membatasi".

Tidak ada tanda-tanda UE membuat kemajuan dalam membujuk Tiongkok untuk lebih menggunakan pengaruhnya terhadap Russia untuk mengakhiri perang Ukraina, sumber ketegangan dalam hubungan UE-Tiongkok, dan untuk membantu menghentikan Moskow menghindari sanksi atas perang tersebut.

Setelah delegasi UE bertemu dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping dan Perdana Menteri, Li Qiang, Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, mengatakan, Tiongkok dan UE mempunyai kepentingan bersama dalam hubungan yang stabil dan konstruktif berdasarkan penghormatan terhadap tatanan berbasis aturan internasional.

"Kita perlu membuat hubungan perdagangan dan ekonomi kita lebih timbal balik dan seimbang," kata Michel, seraya menambahkan blok tersebut mengharapkan Tiongkok mengambil tindakan yang lebih konkrit untuk meningkatkan akses pasar bagi perusahaan asing.

Sedangkan Presiden Dewan Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan kedua belah pihak membahas akar penyebab ketidakseimbangan perdagangan mereka, mulai dari kurangnya akses ke pasar Tiongkok dan perlakuan istimewa terhadap perusahaan Tiongkok, hingga kelebihan kapasitas produksi Tiongkok.

"Secara politis, para pemimpin Eropa tidak akan bisa menolerir basis industri kita dirusak oleh persaingan tidak sehat," katanya.

UE mengatakan, defisit perdagangannya yang mencapai hampir 400 miliar euro dengan Tiongkok mencerminkan pembatasan terhadap bisnis UE yang beroperasi di sana.

Sejumlah komisaris UE telah mengunjungi Beijing sejak Tiongkok mencabut pembatasan perbatasan akibat pandemi tahun ini, termasuk para kepala perdagangan dan iklim. Permasalahan utama dalam hubungan ini masih ada, namun kemajuan dalam masalah teknis masih terbatas.

Von der Leyen mengatakan, para pemimpin telah membahas peralatan medis, kosmetik dan indikator geografis untuk produk makanan dalam rangka mengatasi ketidakseimbangan perdagangan.

"Ada kemajuan dalam kesediaan Tiongkok untuk memperjelas pembatasan aliran data lintas batas yang berdampak pada perusahaan-perusahaan UE yang beroperasi di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia," katanya.

Namun, sumber pemerintah mengatakan, Italia memberi tahu Tiongkok secara resmi "dalam beberapa hari terakhir" bahwa mereka meninggalkan program Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) yang diperjuangkan oleh Xi, pukulan terhadap hubungan UE-Tiongkok.

Xi mengatakan Tiongkok dan Eropa tidak boleh memandang satu sama lain sebagai saingan atau "terlibat dalam konfrontasi" karena sistem politik mereka berbeda.

"Tiongkok bersedia menjadikan 27 negara UE sebagai mitra ekonomi dan perdagangan utama serta bekerja sama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk kecerdasan buatan," kata Xi.

Dia mendesak Uni Eropa dalam pembicaraan di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing untuk "menghilangkan segala jenis campur tangan" dalam hubungan bilateral". Kedua belah pihak perlu mengembangkan "persepsi yang benar" satu sama lain, dan mendorong saling pengertian dan kepercayaan.

Li mengatakan pada pertemuan terpisah bahwa Tiongkok menentang "politisasi dan sekuritisasi luas" masalah ekonomi dan perdagangan yang melanggar norma-norma dasar ekonomi pasar.

"Kami berharap UE akan berhati-hati ketika menerapkan kebijakan ekonomi dan perdagangan yang membatasi dan ketika menggunakan langkah-langkah perbaikan perdagangan untuk menjaga pasar perdagangan dan investasi tetap terbuka," kata Li.

Fokus utama kunjungan UE ini untuk mendesak Xi agar menghentikan perusahaan swasta Tiongkok yang mengekspor barang-barang serbaguna buatan Eropa ke Russia untuk kampanye militernya di Ukraina.

Michel mendesak Tiongkok untuk "terlibat secara konstruktif" dalam proposal perdamaian yang diajukan Kyiv, namun para pejabat UE tidak memberikan indikasi adanya pergerakan mengenai masalah ekspor kembali swasta Tiongkok ke Russia.

Tiongkok telah menentang penyelidikan anti-subsidi UE terhadap kendaraan listrik Tiongkok dan kebijakan "pengurangan risiko" UE untuk mengurangi ketergantungannya pada impor Tiongkok, khususnya bahan mentah penting.

Juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok, He Yadong, mengatakan Tiongkok yakin penyelidikan tersebut "secara serius mengganggu dan mendistorsi rantai industri otomotif global. "Dan akan berdampak negatif pada hubungan ekonomi dan perdagangan Tiongkok-UE," ujarnya.

Peneliti senior di German Marshall Fund, Noah Barkin, mengatakan, pertemuan puncak tersebut sebagian besar untuk "mengelola perbedaan, dan mencegah terjadinya konfrontasi".

"Pihak UE mencapai tujuan utamanya yaitu menyampaikan keseriusan keprihatinannya terhadap ketidakseimbangan dalam hubungan perdagangan dan dukungan Tiongkok terhadap Russia," ujarnya.

"Tetapi adalah salah jika mengharapkan perubahan fundamental ekonomi dan politik dari Xi Jinping yang diinginkan UE," tuturnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top