Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Pemerintah

Tiongkok Berhasil Kendalikan Polutan Organik Persisten

Foto : ANTARA/XINHUA

Tiongkok membuat kemajuan dalam mengendalikan polutan organik persisten, dengan berhasil mengeliminasi 29 jenis zat berbahaya.

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Tiongkok telah membuat kemajuan luar biasa dalam mengendalikan polutan organik persisten atau persistent organic pollutant (POP), dengan berhasil mengeliminasi 29 jenis zat berbahaya itu, menurut Menteri Ekologi dan Lingkungan Hidup Tiongkok, Huang Runqiu.

POP, yang dicirikan oleh persistensinya di lingkungan, potensi bioakumulasi, dan kemampuannya untuk melakukan perjalanan jarak jauh, memiliki dampak yang merugikan bagi kesehatan manusia dan lingkungan ekologis.

Seperti dikutip dari Antara, guna mencegah polusi dari POP, komunitas internasional menyepakati Konvensi Stockholm tentang Polutan Organik Persisten, yang mulai berlaku pada 17 Mei 2004, dan mulai berlaku di Tiongkok pada 11 November di tahun yang sama.

Dengan mengeliminasi 29 jenis POP, kata Huang, Tiongkok telah secara efektif menghentikan produksi dan penggunaan semua polutan yang diuraikan dalam konvensi yang berlaku di negara itu, sehingga mencegah produksi tahunan dan pelepasan ratusan ribu ton POP ke lingkungan.

Intensitas emisi dioksin dari industri-industri utama di Tiongkok disebutkan telah menurun secara signifikan. Sejak mencapai puncaknya pada 2012, total emisi dioksin di atmosfer secara bertahap berkurang, yang menghasilkan penurunan konsentrasi dioksin di lingkungan atmosfer.

Terus Menurun

Saat ini, rata-rata asupan dioksin dalam makanan di kalangan penduduk Tiongkok berada di bawah standar panduan kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) dan terus menurun. Huang menyatakan Tiongkok telah berkontribusi secara signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan dan tata kelola lingkungan global.

Ke depannya, kata Huang, Tiongkok akan terus memprioritaskan perlindungan kesehatan masyarakat, mematuhi komitmen internasional dalam pengendalian POP dan mengelola secara efektif risiko lingkungan yang terkait dengan POP dan polutan baru lainnya.

"Tiongkok akan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk menciptakan masa depan yang bebas dari POP," tuturnya.

Sebelumnya, Kementerian Ekologi dan Lingkungan Hidup Tiongkok mengatakan densitas polutan udara utama di kota-kota Tiongkok mengalami penurunan pada Februari 2024. Dari 339 kota yang dipantau oleh kementerian tersebut, densitas rata-rata PM2,5, indikator utama polusi udara, turun sebesar 2,2 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 45 mikrogram per meter kubik, ungkap kementerian itu.

Densitas rata-rata PM10 turun 8,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi 64 mikrogram per meter kubik, dan angka sulfur dioksida turun 10 persen menjadi 9 mikrogram per meter kubik.

Di antara 168 kota utama yang dipantau oleh kementerian tersebut, Lhasa, Ibu Kota Daerah Otonom Xizang, di Tiongkok barat daya, menempati peringkat teratas dalam hal kualitas udara yang baik pada bulan lalu. Setelah Lhasa, kemudian menyusul Haikou di Provinsi Hainan dan Huizhou di Provinsi Guangdong, Tiongkok.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top