Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 06 Mei 2022, 09:41 WIB

Timur Tengah Target Ekspor Rempah

Foto: istimewa

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut Qatar (Timur Tengah) sebagai pasar yang sangat strategis untuk rempah rempah asal Indonesia. Negara itu potensial karena didukung infrastruktur perhubungan udara dan lautnya yang sangat baik.

Dedi Djunaedi, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Ditjen Perkebunan Kementan mengatakan, Qatar juga dapat menjadi pusat perdagangan hub bagi perlintasan orang dan barang, tak hanya di kawasan Timur Tengah dan Asia Barat.

"Produk pertanian Indonesia seperti hortikultura, rempah-rempah, produk unggas maupun perikanan serta produk makanan dan minuman masih memiliki peluang luas untuk dapat masuk dan ditingkatkan ke pasar Qatar,"ucapnya di Jakarta, Kamis (5/5).

Dedi menceritakan Kementan baru saja mengikuti tentang Pameran Pertanian Internasional Qatar (AgriteQ) tahun 2022 yang dilaksanakan pertengahan Maret lalu di Doha Exhibition & Convention Center. RI diwakili oleh PT. Ince Jaya Mandiri yang mewakili pelaku usaha binaan Ditjen. Perkebunan, Kementan. RI menampilkan produk rempah-rempah khas Indonesia di Booth yang disediakan oleh KBRI Doha, Qatar.

"Moment pameran ini memberikan kesempatan bagi para pelaku usaha produk perkebunan Indonesia untuk bertukar pengalaman, membranding, mengeksplorasi tren market dan perkembangan terkini serta memenangkan peluang bisnis sektor pertanian di pasar Qatar, utamanya produk rempah," ujarnya.

Ia menjelaskan, pihaknya terdapat potensi pasar rempah yang akan dikerjasamakan senilai 2,5 juta dollar AS per tahun setelah pemeran ini, walaupun masih harus menghitung tingginya biaya logistik.

Inovasi Baru

Pada Paviliun Indonesia menampilkan berbagai komoditi dan produk pertanian dan peternakan Indonesia, seperti teh, kopi, olahan unggas, aneka rempah-rempah dan aneka produk akhir dari tanaman kelor. Paviliun Indonesia dalam pameran itu juga mempromosikan berbagai produk makanan dan minuman dari tujuh perusahaan dan dua asosiasi Indonesia.

Kata Dedi, pameran tersebut sebagai sarana untuk menginformasikan inovasi terbaru dalam teknik pertanian dan mengembangkan peta jalan industri pertanian untuk mencapai ketahanan pangan serta pembangunan pertanian berkelanjutan. Hingga kini masih diminati, terbukti dari dipadati peserta dari 43 Negara yang diikuti sebanyak kurang lebih 322 Perusahaan.

"Ini merupakan potensi pasar atau peluang kerjasama sangat besar, AgriteQ menawarkan peluang ideal bagi para pelaku usaha/ industri untuk membranding berbagai peralatan, teknologi, dan produk pertanian, serta bertemu dengan para buyer dan pemangku pemerintah Qatar dan dari berbagai belahan dunia agar mendapatkan wawasan dan peluang pasar yang berharga, dan belajar tentang market intellegent produk pertanian terbaik di kawasan Timur Tengah," jelas Dedi.

Sejak dulu, Indonesia sudah dikenal sebagai salah satu produsen rempah-rempah terbesar di dunia. Berdasar data Negeri Rempah Foundation, sekitar 400-500 jenis rempah di dunia, 275 di antaranya ada di Asia Tenggara dan Indonesia menjadi negara yang memiliki jenis rempah terbesar sehingga dijuluki Mother of Spices.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), total ekspor rempah-rempah, tanaman obat, dan aromatik ke mancanegara sebesar 275,3 ribu ton dengan nilai ekspor sebesar US$ 618,4 juta pada 2020. Selain Thailand, Indonesia banyak mengekspor rempah-rempah, obat, dan aromatik ke India dengan jumlah ekspor sebanyak 33,9 ribu ton (US$ 70,1 juta).

Tiongkok menempati urutan ketiga dengan nilai ekspor sebesar 18,95 ribu ton (US$ 89,02 juta). Urutan keempat dan kelima ditempati Amerika Serikat dan Vietnam dengan masing-masing sebesar 12,9 ribu ton (US$ 85,5 juta) dan 9,35 ribu ton (US$ 38,3 juta).

Redaktur: andes

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.