Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilisasi Harga

Tiga Negara Produsen Karet Kurangi Kuota Ekspor

Foto : ANTARA/Sigid Kurniawan

Menko Perekonomian Darmin Nasution memberikan keterangan pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (25/2/2019). Pemerintah berkomitmen mengatasi harga karet alam yang berada di level rendah sepanjang 2018 hingga awal 2019 dengan mengatur jumlah ekspor karet alam, peningkatan penggunaan di dalam negeri serta peremajaan.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah Indonesia berkomitmen mengatasi penurunan harga karet alam sepanjang 2018 hingga awal 2019, akibat sentimen negatif dari pasar serta dampak ketidakpastian ekonomi global. Hal itu dilakukan dengan tiga kebijakan baik dalam jangka pendek, menengah, dan panjang dengan mengatur jumlah ekspor karet alam, peningkatan penggunaan karet alam di dalam negeri, dan peremajaan (replanting) karet alam.

Tiga kebijakan tersebut merupakan keputusan dari Special Ministerial Committee Meeting of the International Tripartite Rubber Council (ITRC) yang diinisiasi tiga negara produsen karet, yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand, pada 22 Februari 2019 di Bangkok, Thailand. Pertemuan tersebut dipimpin oleh Menteri Pertanian dan Kerja Sama Thailand, Grisada Boonrach.

Wakil dari Indonesia adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, sementara Malaysia diwakili oleh Menteri Industri Utama Teresa Kok. Mereka didampingi oleh pejabat senior kementerian lainnya, serta anggota Dewan Direksi ITRC.

"Hasil dari pertemuan ITRC yang lalu memiliki tiga pilar, yakni jangka pendek melalui pengaturan ekspor dari mekanisme Agreed Export Tonnage Scheme (AETS), dilanjutkan kebijakan jangka menengah dengan memaksimalkan penggunaan karet dalam negeri melalui Demand Promotion Scheme (DPS), dan jangka panjang melalui peremajaan karet alam melalui Supply Management Scheme (SMS).

Dengan mengimplementasikan ketiga kebijakan ini secara konsisten, maka harga diharapkan dapat naik di pasaran," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, di Jakarta, Senin (25/2).

Ketidakseimbangan Stok

Darmin mengatakan implementasi AETS sangat efektif menyelesaikan persoalan ketidakseimbangan stok di pasar global. Dalam hal ini, mereka memutuskan penerapan AETS untuk mengurangi ekspor dari ketiga negara tersebut sebesar 200-300 ribu Metric Ton (MT), untuk jangka waktu tiga bulan ke depan.

Para menteri kemudian menginstruksikan kepada Senior Official Meeting (SOM) ITRC untuk membahas poin-poin implementasi AETS pada 4 Maret 2019 mendatang di Thailand. Implementasi AETS perlu dilanjutkan dengan mekanisme DPS guna meningkatkan konsumsi domestik secara signifikan di masing-masing negara.

Di Indonesia sendiri, utilisasi karet alam terdapat pada proyek-proyek infrastruktur, seperti jalan provinsi dan kabupaten yang tersebar di seluruh negeri, damper jalur rel, pemisah jalan, bantalan jembatan, dan vulkanisir ban. Sedangkan, Thailand telah menerapkan operasi pasar strategis melalui enam pasar fisik karet, yang kemudian mampu memperbaiki harga karet alam di pasar domestiknya.

Dengan operasi tersebut, volume perdagangan karet alam Thailand di 2018 meningkat sebesar 105.600 MT atau senilai 225 juta dollar AS. Sedangkan, Malaysia akan meneruskan proyek jalan berlapis karet.

bud/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top