Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tidur 7-8 Jam Per Hari Baik untuk Kesehatan Otak

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Tidur merupakan cara paling ampuh dalam mengembalikan kebugaran. Tidur yang kurang dari dari yang seharusnya bukan hanya menurunkan kemampuan fisik dan psikis, namun juga dapat menyebabkan beberapa penyakit kronis.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Chen JC, Espeland MA dan Brunner RL (2016) tidur kurang dari 6 jam per malam dapat dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer dan demensia. Hal itu terjadi karena kurang tidur menimbulkan akumulasi dua jenis protein yaitu plak (amiloid-beta) dan tau (kusut) di otak pada kedua penderita penyakit tersebut.
Studi sebelumnya menunjukkan, kualitas tidur yang buruk dikaitkan dengan keberadaan plak amiloid pada individu yang sehat secara kognitif. Bahkan satu malam kurang tidur dapat meningkatkan kadar amiloid dalam cairan tulang belakang serebral (cerebral spinal fluid/CSF), cairan yang membersihkan otak.
Pada penelitian terbaru yang diterbitkan pada jurnal Science Translational Medicine and Science juga menunjukkan kurang tidur juga dapat dikaitkan dengan peningkatan kadar tau di otak. "Tidur dibagi menjadi beberapa tahap dan bergantian antara tidur non-rapid eye movement (NREM) dan tidur rapid eye movement (REM)," tulis laman Cognitive Vitality.
Tidur NREM dominan di bagian awal malam sementara REM meningkat di malam hari. Tidur NREM berperang penting dalam membentuk ingatan jangka panjang sementara tidur REM pada saat sebagian besar mimpi terjadi menyegarkan kembali otak.
Sementara penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tidur yang buruk dikaitkan dengan patologi tau. Dalam penelitian lain individu berusia 30 hingga 60 tahun yang sehat secara kognitif memiliki satu malam tidur yang nyenyak dan satu malam kurang tidur.
"Kurang tidur meningkatkan kadar tau CSF lebih dari 50 persen. Peningkatan ini berkorelasi dengan peningkatan amiloid setelah kurang tidur," ujar tulis laman tersebut.
Kurang tidur berisiko mengalami penyakit Alzheimer. Akumulasi tau adalah prediktor bagi penurunan kognitif yang lebih tinggi daripada terjadinya plak amiloid. "Plak amiloid mulai muncul sekitar 10-15 tahun sebelum gejala kognitif muncul, dan kemungkinan ada hubungan dua arah antara durasi tidur dan penyakit Alzheimer dan demensia," tulis Cognitive Vitality.
Tidur yang buruk dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer, dan pasien dengan penyakit ini mengalami kesulitan tidur dan mengalami gangguan ritme sirkadian. Terlalu sedikit tidur juga dapat menyebabkan penyakit lain seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, dan depresi yang juga merupakan faktor risiko bagi Alzheimer.
Untuk menghindari bermacam risiko penyakit tersebut disarankan untuk meningkatkan kualitas tidur antara 7-8 jam per malam. Agar rutinitas tidur terjaga perlu menghindari konsumsi kafein dan alkohol menjelang waktu tidur.
Selain merasa segar di pagi hari, ada banyak alasan untuk tidur 7-8 jam demi kesehatan otak. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top